Dalam pernyataan resmi usai bertemu Abbas, Raja Abdullah II mengatakan bahwa dirinya mendukung penuh perjuangan Palestina dalam meraih kemerdekaan dan mendapat status sebagai negara berdaulat.
Sebelumnya, Raja Abdullah II sempat berkata bahwa sejumlah kebijakan Israel dan juga rencana perdamaian Timur Tengah yang dirancang Presiden AS Donald Trump dapat berujung pada lebih banyak konflik di kawasan.
"Yang Mulia Raja menekankan bahwa Yordania mendukung penuh Palestina dalam mendapatkan hak-hak mereka untuk mendirikan negara independen," ujar beberapa pejabat Yordania, dilansir dari laman Arutz Sheva pada Senin, 30 November 2020.
Yordania telah menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1994, namun tetap kritis mengkritik rencana Israel yang ingin menerapkan kedaulatan di Judea dan Samaria. Rencana tersebut dinilai dapat mengganggu upaya menuju Solusi Dua Negara atau Two-State Solution dalam konflik Israel-Palestina.
Baca: Raja Bahrain: Normalisasi dengan Israel Upaya Tegakkan Solusi Dua Negara
Pekan kemarin, Raja Abdullah II menjadi pemimpin pertama dari dunia Arab yang berbicara dengan Biden usai berakhirnya pemilu AS. Dalam percakapan itu, Biden mengatakan kepada Raja Abdullah II bahwa dirinya akan bekerja sama dengan Yordania dalam "mendukung Solusi Dua Negara atas konflik Israel-Palestina."
Dalam sebuah komunike gabungan Yordania dan Palestina pada hari Minggu, Raja Abdullah II dan Abbas mengatakan bahwa "Israel berusaha menetapkan realitas-realitas baru dengan cara menganeksasi dan mempercepat pembangunann permukiman di tanah Palestina."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News