Hamas, salah satu sekutu dekat Bashar al-Assad, memutus hubungan dengan Suriah pada 2012 usai mengecam tindakan represif pemerintah terhadap unjuk rasa damai satu tahun sebelumnya. Demonstrasi masif yang direspons brutal itu memicu terjadinya perang sipil berkepanjangan hingga saat ini.
"Delegasi Hamas tiba di Damaskus dalam kunjungan selama dua hari, di mana beberapa faksi Palestina akan bertemu Assad," kata pemimpin kelompok Front Perjuangan Populer Palestina, Khaled Abdel Majid, seperti dikutip dari laman TOI.
Kunjungan delegasi Hamas, dipimpun kepala hubungan Arab Khalil al-Hayya, berlangsung usai kelompok tersebut menandatangani perjanjian rekonsiliasi dengan faksi Fatah di Aljazair pekan kemarin. Keduanya sepakat menggelar pemilihan umum Palestina pada Oktober tahun depan dalam menyelesaikan perselisihan yang telah berlangsung selama 15 tahun.
Baca: Siap Merdeka! Faksi Palestina Tandatangani Kesepakatan Rekonsiliasi di Aljazair
Lawatan juga berlangsung usai Hamas mengumumkan keinginannya untuk menormalisasi hubungan dengan Suriah, dengan alasan mempertimbangkan "situasi perkembangan kawasan dan internasional."
Seorang pemimpin Hamas mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya akan membuka kembali kantor perwakilan di Damaskus. Namun ia mengatakan bahwa "terlalu dini" untuk berbicara mengenai merelokasi markas besar ke ibu kota Suriah.
Melunaknya hubungan Hamas dan Suriah dimediasi Iran serta grup Hizbullah asal Lebanon, menurut keterangan seorang tokoh senior Hamas.
Dalam satu dekade terakhir, sejumlah pejabat Suriah menuduh Hamas telah melakukan pengkhianatan karena mengkritik aksi rezim Assad dalam perang sipil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News