Sayap bersenjata Hamas pada hari Minggu mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap penyeberangan Kerem Shalom ke Gaza yang menurut Israel menewaskan tiga tentaranya.
Militer Israel mengatakan, 10 proyektil diluncurkan dari Rafah di Gaza selatan menuju area penyeberangan, yang menurut mereka sekarang ditutup untuk truk bantuan yang menuju ke wilayah pesisir tersebut. Penyeberangan lainnya tetap terbuka.
Sayap bersenjata Hamas menyebutkan, mereka menembakkan roket ke pangkalan militer Israel di persimpangan tersebut. Namun, tidak mengkonfirmasi dari mana mereka menembakkannya.
Media Hamas mengutip sumber yang dekat dengan kelompok tersebut, yang mengatakan penyeberangan komersial bukanlah sasarannya.
Lebih dari satu juta warga Palestina berlindung di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.
Tak lama setelah serangan Hamas, serangan udara Israel menghantam sebuah rumah di Rafah yang menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya, kata petugas medis Palestina.
Militer Israel mengonfirmasi serangan balasan tersebut, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut mengenai peluncur tempat proyektil Hamas ditembakkan, serta 'struktur militer' di dekatnya.
“Peluncuran yang dilakukan oleh Hamas di dekat Penyeberangan Rafah adalah contoh nyata eksploitasi sistematis yang dilakukan organisasi teroris terhadap fasilitas dan ruang kemanusiaan, dan mereka terus menggunakan penduduk sipil Gaza sebagai tameng manusia,” kata militer Israel, dikutip dari Malay Mail, Senin, 6 Mei 2024.
Hamas membantah pihaknya menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
Tepat sebelum tengah malam, serangan udara Israel menewaskan sembilan warga Palestina, termasuk seorang bayi, di rumah lain di Rafah, kata pejabat kesehatan Gaza. Mereka mengatakan serangan baru itu menambah jumlah korban tewas pada hari Minggu menjadi sedikitnya 19 orang.
Israel telah berjanji untuk memasuki kota Gaza selatan dan mengusir pasukan Hamas di sana, namun menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menahan tembakan karena operasi tersebut dapat menggagalkan upaya kemanusiaan yang rapuh di Gaza dan membahayakan lebih banyak nyawa.
Serangan Minggu terhadap penyeberangan tersebut terjadi ketika harapan meredupnya perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Kairo.
Perang dimulai setelah Hamas mengejutkan Israel dengan serangan lintas batas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan 252 sandera, menurut penghitungan Israel.
Lebih dari 34.600 warga Palestina telah terbunuh, 29 di antaranya tewas dalam 24 jam terakhir, dan lebih dari 77.000 orang terluka dalam serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Baca juga: Israel Tak Mau Hentikan Perang, Gencatan Senjata Menggantung
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News