Dikutip dari BBC, Rabu 29 April 2020, gubernur Hatay dan juga Kementerian Pertahanan Turki sama-sama menuding grup milisi Kurdi YPG sebagai pihak di balik pengeboman tersebut.
Afrin adalah sebuah kota yang dikuasai pasukan Turki dan kelompok oposisi Suriah. Pada 2018, Turki meluncurkan sebuah operasi gabungan dalam upaya membasmi milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) dari Afrin dan area sekitarnya.
Pemerintah Turki menuding YPG sebagai perpanjangan tangan dari Partai Pekerja Kurdi (PKK). PKK dianggap organisasi teroris oleh Turki Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
YPG, yang menjadi mitra AS dalam perang melawan kelompok militan Islamic State (ISIS) di Suriah, disebut Washington sebagai entitas terpisah dari YPG.
Menurut keterangan grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR)), bom truk meledak di sebuah pasar terbuka di area Souk Ali di Afrin yang berdekatan dengan deretan gedung pemerintah.
Pasar tersebut biasanya dipadati pengunjung menjelang momen berbuka puasa di bulan suci Ramadan.
Kemenhan Turki mengatakan, semua korban tewas adalah warga sipil, termasuk 11 di antaranya anak-anak. Sebanyak 47 warga sipil lainnya juga terluka dalam ledakan tersebut.
"Musuh kemanusiaan, PKK/YPG, sekali lagi telah menyerang warga sipil tak berdosa di Afrin," tulis Kemenhan Turki di Twitter tanpa menyuguhkan bukti.
SOHR mencatat ada 40 warga sipil dan enam milisi oposisi Suriah yang tewas dalam ledakan tersebut. Sejauh ini YPG belum berkomentar mengenai serangan terbaru di Afrin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News