"Dua orang etnis Hamaji tewas dibunuh pada Kamis kemarin di dekat Kota Dam 6 di daerah Wad al-Mahi dalam sengketa tanah,” ujar kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan atau Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA).
Menurut kantor berita Al Jazeera, pembunuhan tersebut memicu bentrokan antara suku Hausa dan suku lain di daerah kota Dam yang berlangsung selama empat hari.
"Laporan yang belum terkonfirmasi mengatakan bahwa sekitar 1.200 orang telah mengungsi karena kekerasan, dan mereka berlindung di sekolah-sekolah serta kamp pengungsi di Kota Dam 6 (Dam Town 6),” tambah OCHA, seperti dikutip dari laman Mehr News pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Tidak hanya itu, pasar lokal dan kantor-kantor pemerintahan di area kota juga ditutup karena situasi tegang ini. Hal tersebut membuat banyak warga tidak dapat melakukan aktivitas mereka sehari-hari.
Sementara itu, PBB melaporkan bahwa pihak berwajib Sudan telah memberlakukan pembatasan pergerakan di wilayah konflik. Pasukan keamanan juga telah dikerahkan di Wad al-Mahi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya serangan balas dendam.
Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), etnis Hausa dilaporkan telah terusir dari Wad al-Mahi oleh suku Aj Jabalaween.
Bentrokan antara suku Hausa dan Hamaj telah dimulai sejak Juli, dan pada tanggal 6 Oktober, 149 orang tewas dalam pertempuran kedua kubu. Sejak itu, setidaknya 124 orang terluka dalam kekerasan, dengan sekitar 64.800 lainnya mengungsi.
Meski para pemimpin kedua suku telah menandatangani kesepakatan menghentikan pertempuran pada awal Agustus, bentrokan terus terjadi sejak September di wilayah Ar Rusayris dan Wad al-Mahi.
Gelombang pertempuran baru di negara bagian Nil Biru juga memicu protes kekerasan di provinsi lain, di mana ribuan orang turun ke jalan untuk mengecam kurangnya tanggapan pemerintah terhadap bentrokan tersebut. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Baca: Bentrok Unjuk Rasa Antikudeta Sudan, Sembilan Demonstran Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News