Pemadaman ini terjadi karena dua pembangkit listrik terbesar di Lebanon, Deir Ammar dan Zahrani, berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar.
"Keduanya benar-benar berhenti beroperasi siang ini, dan kemungkinan belum akan bisa dihidupkan kembali dalam beberapa hari ke depan," ujar seorang pejabat Lebanon, dilansir dari laman BBC.
Dalam 18 bulan terakhir, Lebanon dilanda krisis ekonomi yang memicu terjadinya krisis pasokan bahan bakar. Krisis ini membuat separuh populasi Lebanon jatuh ke jurang kemiskinan, menumbangkan mata uang negara, dan memicu gelombang unjuk rasa masif terhadap jajaran elite politik.
Baca: Ekonomi Anjlok, Warga Lebanon Beralih ke Mata Uang Kripto
Kurangnya valuta asing membuat pemerintah Lebanon kesulitan untuk membayar pasokan energi dari negara-negara lain.
Selama ini, banyak warga Lebanon menggantungkan kebutuhan energi mereka dari generator pribadi berbahan bakar solar. Namun skema semacam itu menjadi semakin mahal di tengah kelangkaan bahan bakar.
Sebelum terjadinya pemadaman masif ini, sebagian warga Lebanon bahkan hanya bisa menikmati aliran listrik selama dua jam per hari. Pemadaman sudah barang tentu semakin menambah penderitaan mereka.
Perusahaan listrik negara Lebanon mengonfirmasi tumbangnya dua pembangkit mereka, yang selama ini memasok 40 persen dari total kebutuhan dalam negeri.
"Tumbangnya dua pembangkit telah memicu pada pemadaman total jaringan energi. Sejauh ini kelanjutan operasional belum dapat dilakukan," ujar pihak perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News