Warga Yaman yang menjadi pemberontak Houthi berperang melawan pemerintah. Foto: AFP
Warga Yaman yang menjadi pemberontak Houthi berperang melawan pemerintah. Foto: AFP

Setidaknya 50 Orang Tewas dalam Pertempuran di Yaman

Fajar Nugraha • 16 September 2021 15:25
Sanaa: Sedikitnya 50 orang kekuatan tempur, termasuk seorang perwira tinggi, tewas dalam bentrokan di Provinsi Al-Bayda, Yaman. Pertempuran ini melibatkan pemberontak Houthi dan pasukan pro-pemerintah Yaman.
 
"Seorang kolonel dan 19 loyalis lainnya tewas dalam 24 jam terakhir dalam pertempuran dengan pemberontakan Houthi di distrik Al-Bayda," kata seorang pejabat militer pemerintah, seperti dikutip AFP, Kamis 16 September 2021.
 
"Tiga puluh pemberontak juga menemui ajal mereka dalam bentrokan medan perang dan serangan udara,” imbuhnya.

Houthi jarang melaporkan jumlah korban tetapi angka tersebut dikonfirmasi oleh sumber militer lainnya.
 
Pemberontak yang didukung Iran telah membuat kemajuan di Provinsi Al-Bayda dalam beberapa pekan terakhir karena mereka juga berjuang untuk menguasai kota strategis Marib di utara.
 
Pada Februari, Houthi meningkatkan upaya mereka untuk merebut Marib, pijakan terakhir pemerintah di utara, dan pertempuran telah menewaskan ratusan orang di kedua sisi.
 
Kontrol provinsi kaya minyak akan memperkuat posisi tawar Houthi dalam pembicaraan damai.
 
Pertempuran untuk Marib juga telah menimbulkan kekhawatiran akan bencana kemanusiaan, karena banyak orang Yaman telah melarikan diri ke daerah itu untuk menghindari pertempuran di bagian lain negara itu.
 
Konflik di Yaman berkobar pada 2014 ketika Houthi merebut Ibu Kota Sanaa, mendorong intervensi yang dipimpin Arab Saudi untuk menopang pemerintah yang diakui secara internasional pada tahun berikutnya.
 
Sejak itu, puluhan ribu orang terbunuh dan jutaan orang terdesak ke ambang kelaparan dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
 
Diplomat Swedia Hans Grundberg, utusan baru PBB untuk Yaman, tiba di Riyadh pada Rabu untuk bertemu dengan pejabat Yaman dan Arab Saudi, menandai perjalanan pertamanya ke kerajaan itu sejak menjabat awal bulan ini.
 
Sementara PBB dan Washington mendorong untuk mengakhiri perang, Houthi telah menuntut pembukaan kembali bandara Sanaa, ditutup di bawah blokade Arab Saudi sejak 2016, sebelum ada gencatan senjata atau negosiasi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan