Berbagai tanggapan terlontar atas keputusan Turki mengubah Hagia Sophia dari museum menjadi masjid. Perasaan jurnalis Daily Sabah, Nagehan Alci berkecamuk melihat hari bersejarah ini.
“Saya berasal dari latar belakang sekuler dan dibesarkan dalam keluarga berorientasi Barat, pergi ke sekolah menengah Jerman-Turki dan Universitas Bo?aziçi Amerika-Turki. Keluarga saya, teman-teman dan saya tidak pernah bermimpi Hagia Sophia menjadi masjid lagi,” ujar Alci, dalam komentarnya di Daily Sabah, Jumat 24 Juli 2020.
“Menjadi seorang jurnalis dan berkesempatan untuk berhubungan dengan kalangan yang lebih tradisional atau religius di masyarakat, saya menyadari bahwa itu adalah impian jutaan orang, sebagai Muslim, untuk berdoa di Hagia Sophia,” jelasnya.
Baca: Erdogan Resmikan Papan Nama Masjid Hagia Sophia.
Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Istanbul oleh Sultan Mehmed II, yang lebih dikenal sebagai ’Mehmed the Conquerer’, pada 1453. Tetapi sama sekali tidak ada kebrutalan terhadap komunitas Kristen di kota itu. Sultan Mehmed adalah seorang pemimpin yang memeluk komunitas Kristen dan tidak ikut campur dalam iman mereka. Sikapnya yang liberal sangat modern untuk saat itu.
Jadi, sementara di saat Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid umat Kristen terus mempraktikkan iman mereka di banyak gereja lain di Istanbul.
Hagia Sophia berfungsi sebagai masjid selama 583 tahun dan merupakan simbol salah satu kerajaan terbesar di dunia, Ottoman, selama ratusan tahun.
Pada 1934, Turki moderen baru terbentuk Pemerintah muda mengubah masjid menjadi museum. Tetapi masih terdaftar sebagai masjid. Untuk segmen masyarakat yang religius dan nasionalis, berdoa di Hagia Sophia seperti penaklukan kembali Istanbul.
“Perasaan ini jelas terasa di kemudian hari. Namun sentimen ini harus dipahami dengan baik. Itu tidak terkait dengan intoleransi dari berbagai agama atau oposisi terhadap kehidupan sekuler. Sebaliknya, Islam Ottoman dan, khususnya, pendekatan Sultan Mehmed II terhadap Islam mulai dianut,” tutur Alci.
“Menandai Hagia Sophia sebagai masjid, kembali meningkatkan harga diri jutaan orang Turki,” tegas Alci.
Bangunan ini akan terbuka untuk semua orang yang mengunjungi Istanbul, dan gratis. Teknik khusus akan digunakan untuk menutupi ikon, agar tidak membahayakan mereka selama waktu salat.
Baca: Hagia Sophia Siap untuk Salat Jumat Pertama dalam 86 Tahun.
Hagia Sophia adalah bagian dari kebanggaan nasional dan itu akan berfungsi sebagai salah satu situs warisan sejarah modern yang paling penting bagi seluruh dunia.
Akan ada doa lima kali sehari, tetapi selain itu, situs ini akan terbuka untuk semua tanpa biaya, menjadikannya jauh lebih mudah diakses daripada sebelumnya.
Hagia Sophia dan Istanbul akan menunggu tamu dari seluruh dunia untuk berbagi aset dan kecantikan mereka, seperti sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id