Dikutip dari BBC, Selasa 16 Juni 2020, konvoi militer Mali yang diserang terdiri dari 12 kendaraan. Total empat kendaraan dalam konvoi tersebut hancur diserang.
Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun wilayah terjadinya serangan dikenal sebagai area kekuasaan sejumlah grup militan dan ekstremis.
Will Ross, editor BBC Africa, memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah karena masih ada sejumlah prajurit yang dinyatakan hilang. Ini merupakan kerugian terbesar militer Mali sejak November tahun lalu, saat lebih dari 50 tentara tewas dalam sebuah serangah.
Sabtu kemarin, dua pejabat perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa tewas saat sebuah konvoi logistik diserang di utara Mali. PBB diketahui menyiagakan 13 ribu personel penjaga perdamaian di Mali.
Sejak 2012, pasukan Mali yang dibantu Prancis berhasil merebut kembali sejumlah area yang direbut militan. Prancis telah mengerahkan 4.500 personel militer ke Mali.
Namun ribuan nyawa tetap melayang karena tingginya intensitas serangan di Mali. Gelombang kekerasan di Mali bahkan merembet ke negara lain seperti Burkina Faso dan Niger.
Presiden Mali Ibrahim Boubakar Keita telah menawarkan opsi dialog terbuka dengan sejumlah militan dan ekstremis. Namun sejumlah pihak pesimistis jalan dialog akan berlangsung efektif dalam meredam aksi kekerasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News