Gaza diperkirakan akan hadapi penyakit karena sampah membusuk. (Anadolu)
Gaza diperkirakan akan hadapi penyakit karena sampah membusuk. (Anadolu)

Wabah Penyakit Akibat Sampah Menghantui Wilayah Gaza

Marcheilla Ariesta • 06 Juni 2024 20:58

Rafah: Organisasi nonpemerintah Action Against Hunger mengatakan, Jalur Gaza akan menghadapi wabah penyakit yang belum pernah terjadi sebelumnya pada musim panas ini.

Hal ini disebabkan oleh tumpukan sampah yang tidak dikumpulkan dan membusuk karena musim panas sehingga menambah kesengsaraan bagi penduduk yang telah menderita kekurangan pangan.

Koordinator proyek darurat di organisasi non-pemerintah tersebut, Fenia Diamanti mengatakan bahwa pengelolaan sampah merupakan salah satu perhatian utamanya karena sampah tidak dapat dikeluarkan dari wilayah yang dilanda perang dan penduduk tidak memiliki akses ke tempat pembuangan sampah.

“Jumlah limbah padat di seluruh wilayah ini menyebabkan berbagai masalah kebersihan dan sanitasi,” kata Diamanti, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 6 Juni 2024.

“Kami khawatir penyakit-penyakit yang belum pernah muncul sebelumnya akan muncul dan akan berdampak pada seluruh populasi, terutama di musim panas ketika suhu akan meningkat,” jelas Diamantu.

Sebelumnya, Israel telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Menurut penghitungan Israel, serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang dan orang-orang bersenjata menculik sekitar 250 orang lainnya.

Sementara itu, menurut pejabat kesehatan Gaza, lebih dari 36.500 warga Palestina telah tewas dalam serangan balasan Israel.

“Bulan Mei merupakan suhu terpanas secara global, menandai rekor suhu rata-rata selama 12 bulan berturut-turut,” kata layanan pemantauan cuaca yang didukung Komisi Eropa, Copernicus pada hari Selasa, 4 Juni 2024.

Musim panas lalu, gelombang panas di Gaza menyebabkan suhu melonjak hingga 38 derajat Celcius sehingga terjadi pemadaman listrik selama 12 jam.

Selain itu, Action Against Hunger juga membantu mendistribusikan air minum ke dapur umum dan individu, serta membagikan suplemen nutrisi kepada anak-anak dan orang-orang rentan di wilayah tersebut, sebuah wilayah sempit yang terletak antara Mesir dan Israel.

Sebelum perang, tingkat kekurangan gizi di Gaza hanya 0,8 persen, tetapi situasinya telah berubah secara radikal. 

“Meskipun tidak ada sumber daya untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam menentukan perkiraan terjadinya kelaparan, sudah ada banyak orang yang meninggal karena penyakit yang terkait dengan kekurangan gizi,” ungkap Diamanti.

“Kami terpaksa mulai melakukan intervensi untuk mencegah dan mengobati malnutrisi dengan fokus utama pada anak balita, serta ibu hamil dan menyusui,” tambahnya. (Theresia Vania Somawidjaja)

Baca juga: Miris! Sebagian Warga Gaza Terpaksa Konsumsi Air Got dan Pakan Ternak


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan