Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) saat bertemu Menlu Kuwait menjelang pertemuan OKI di Jeddah, Arab Saudi, Rabu, 18 Oktober 2023. (X / @Menlu_RI)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) saat bertemu Menlu Kuwait menjelang pertemuan OKI di Jeddah, Arab Saudi, Rabu, 18 Oktober 2023. (X / @Menlu_RI)

Hadiri Pertemuan OKI, Menlu Retno Tekankan 3 Fokus Utama Terkait Gaza

Willy Haryono • 18 Oktober 2023 21:53
Jeddah: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tiba di Jeddah, Arab Saudi untuk menghadiri Pertemuan Luar Biasa Tingkat Menteri Luar Negeri OKI untuk membahas situasi yang semakin memburuk di Jalur Gaza pada Rabu, 18 Oktober 2023.
 
Pertemuan OKI di Jeddah dinilai sangat penting untuk memperkokoh kesatuan posisi OKI dalam menyikapi situasi di Gaza yang semakin memperihatinkan. Sebelum pertemuan mulai, terjadi serangan ke RS Al Ahly di Gaza yang menewaskan ratusan orang.
 
Menlu Retno mengatakan, Indonesia telah menyampaikan kecaman keras atas serangan Israel terhadap fasilitas sipil termasuk rumah sakit. Kecaman tersebut juga saya sampaikan dalam Pertemuan Menlu OKI.

Selain itu, dalam pertemuan OKI, Indonesia juga menyampaikan kecaman keras terhadap agresi atas warga sipil di Gaza dan seluruh wilayah pendudukan di Palestina.
 
Permintaan Israel untuk mengosongkan 22 rumah sakit di Gaza, lanjut Menlu Retno, adalah sebuah tindakan tidak manusiawi dan bertentangan dengan hukum humaniter internasional, dan harus diabaikan. Upaya Indonesia untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari wilayah konflik tersebut sampai sekarang belum berhasil karena situasi yang sulit.
 
"Indonesia menekankan OKI harus mengirim pesan kuat sekaligus memobilisasi dukungan internasional untuk mengatasi situasi di Gaza," tegas Menlu Retno.
 
Menlu Retno mengatakan bahwa saat ini terdapat tiga hal yang perlu menjadi fokus utama terkait situasi di Gaza. Pertama, menghentikan kekerasan segera.
 
OKI didorong untuk mengerahkan segala upaya dalam mendesak dilakukannya gencatan senjata sesegera mungkin. Mengingat Dewan Keamanan PBB tidak mampu menjalankan fungsinya, kata Menlu Retno, maka untuk mendapatkan dukungan internasional yang lebih kuat, OKI harus mendesak Sidang Majelis Umum PBB untuk mengadakan sesi darurat.
 
Kedua, memastikan kelancaran dan keselamatan pengiriman bantuan kemanusiaan.
 
"Memblokade akses listrik, air, dan bahan bakar minyak serta menghukum warga sipil, bertentangan dengan hukum internasional. Setiap detik sangat berarti bagi warga Palestina yang terancam hak-hak dasarnya," sebut Menlu Retno.
 
OKI harus mendesak semua pihak yang relevan untuk membuat koridor kemanusiaan di Gaza, dan memastikan hukum humaniter internasional dihormati. Upaya apapun yang mengarah kepada pengusiran penduduk di Gaza harus ditolak.
 
"Ketiga, mengatasi akar konflik. Perdamaian abadi tidak akan tercapai tanpa terpenuhinya hak bangsa Palestina," ucap Menlu Retno.
 
OKI harus mendesak dilanjutkannya proses perdamaian yang berarti untuk mencapai Solusi Dua Negara (Two-State Solution) sebagai satu-satunya jalan. Di akhir pernyataan, Indonesia mengingatkan kembali bahwa OKI didirikan untuk membebaskan bangsa Palestina.
 
"Sekarang waktunya bagi OKI untuk bertindak dan kita harus bertindak Bersama-sama. Indonesia tidak ingin melihat situasi Gaza sekarang ini digunakan oleh Israel dan negara-negara lain untuk menghilangkan isu Palestina dan hak-hak rakyat Palestina," ungkap Menlu Retno.
 
"Jangan biarkan Israel terus melanjutkan okupasinya di tanah Palestina," sambungnya.
 
Baca juga:  Korban Tewas Serangan di Rumah Sakit Gaza 471 Orang

Evakuasi WNI

Menurut rencana, pertemuan OKI akan menghasilkan sebuah komunike. Selain hadir dalam pertemuan OKI, Menlu Rrtno juga sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Iran dan Menlu Kuwait.
 
Ia juga telah berbicara dengan Sekjen OKI, Menlu Palestina, Menlu Lebanon, Menlu Brunei, Menlu Malaysia, Wamenlu UAE, Wamenlu Yordania, Wamenlu Maladewa, dan masih banyak lagi.
 
Sementara itu, Menlu Retno mengatakan bahwa upaya evakuasi WNI di Gaza terus dilakukan setiap hari. Namun karena situasi yang masih sangat sulit, maka evakuasi belum dapat dilakukan. Hampir setiap hari Menlu Retno melakukan komunikasi dengan perwakilan WNI di Gaza.
 
"Saya juga terus lakukan komunikasi dengan ICRC dan berbagai pihak yang dapat membantu dilakukannya evakuasi dengan selamat. Komunikasi kembali dengan Presiden ICRC saya lakukan lagi sebelum saya tiba di Jeddah," ujarnya, merujuk pada Komite Internasional Palang Merah.
 
"Semua upaya akan kita lakukan untuk dapat melakukan evakuasi WNI dengan selamat," pungkas Menlu Retno.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan