Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu berbicara kepada awak media di Yerusalem, 20 Juni 2022. (OREN BEN HAKOON / AFP)
Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu berbicara kepada awak media di Yerusalem, 20 Juni 2022. (OREN BEN HAKOON / AFP)

RUU untuk Larang Netanyahu Jadi PM Israel Ditolak Lagi

Medcom • 22 Juni 2022 15:22
Yerusalem: Parlemen Israel pada Selasa kemarin menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) yang melarang Benjamin Netanyahu kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri.
 
Yevgeny Soba dari partai milik Menteri Keuangan Avigdor Liberman, Yisrael Beitenu, sebelumnya mengusulkan agar politikus yang pernah terjerat kejahatan serius tidak bisa menjadi PM lagi. Namun, usulan itu dihapus dari perundangan untuk membubarkan Knesset dan melangsungkan pemilu selanjutnya.
 
Netanyahu saat ini tengah menghadapi tuduhan korupsi, yang membuat RUU tersebut jelas bertujuan melarangnya menjadi perdana menteri lagi. Liberman pun mengakuinya.

"Pemilu ini adalah hasil dari muslihat, kebohongan, dan pelecehan dari satu orang, dan namanya adalah Benjamin Netanyahu," kata Liberman, lapor Times. "Tujuan utamanya adalah untuk mencegahnya kembali berkuasa."
 
"Sebenarnya memungkinkan (untuk membentuk pemerintahan jangka panjang) jika tidak ada satu orang yang hanya memedulikan dirinya sendiri," sambung dia.
 
Presidium Knesset, yang terdiri dari ketua Knesset dan wakil pembicara, menolak usul Liberman dan Menteri Perumahan Ze'ev Elkin untuk melampirkan kebijakan itu pada pembubaran Knesset, yang diperkirakan akan terjadi hari Rabu ini, 22 Juni 2022.
 
Sekarang, RUU itu harus disahkan secara terpisah. Tapi, mereka mungkin kehabisan waktu lantaran Knesset akan bubar sebentar lagi.
 
Soba dan Liberman masih mencoba untuk mengangkat kembali RUU itu secara terpisah, tapi upaya itu mungkin tidak akan mendapatkan dukungan yang cukup, terlepas dari kurangnya waktu. 
 
Kritikus menyebut bahwa ada upaya menjadikan Netanyahu kandidat tunggal.
 
PM Naftali Bennett dan Menteri Luar Negeri Yair Lapid pada Senin kemarin meminta Knesset dibubarkan karena pemerintah membutuhkan pemilu baru untuk bisa berfungsi sepenuhnya.
 
Pemungutan suara untuk membubarkan Knesset dimajukan hingga Rabu. Langkah ini ditujukan agar partai-partai yang berselisih pendapat tidak memiliki cukup waktu untuk membentuk pemerintahan alternatif.
 
Di saat pembubaran Knesset mungkin berlangsung hari Rabu ini, pemilu terbaru di Israel diperkirakan baru akan terjadi pada akhir Oktober, menurut laporan Times.
 
Sementara itu, Bennett dan Lapid akan bertukar peran dalam pemerintahan sementara. Lapid akan menjabat sebagai perdana menteri dan bertanggung jawab atas kebijakan seputar isu Iran di saat dunia tengah mengupayakan kesepakatan nuklir terbaru dengan Teheran. (Kaylina Ivani)
 
Baca:  Yair Lapid akan Jadi PM Baru Israel Usai Pembubaran Parlemen
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan