Mengutip dari laman Guardian, Selasa, 7 Februari 2023, tempat terjadinya pemberontakan dan pelarian terjadi di sebuah penjara polisi militer di kota Rajo dekat perbatasan Turki. Penjara tersebut menampung sekitar 2.000 narapidana, dengan sekitar 1.300 di antaranya diduga anggota ISIS, kata sumber itu.
Penjara itu juga menampung sejumlah anggota dari pasukan pimpinan Kurdi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Setelah gempa terjadi, Rajo turut terpengaruh. Narapidana mulai memberontak dan menguasai bagian-bagian di dalam penjara," kata pejabat di penjara Rajo, yang dikendalikan oleh faksi pro-Turki.
"Sekitar 20 tahanan melarikan diri, yang diyakini sebagai militan ISIS," sambungnya.
Hingga Senin malam waktu Turki, angka kematian akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 di Turki dan Suriah telah menewaskan setidaknya 3.700 orang dengan ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasi bahwa jumlah korban tewas ini dapat terus bertambah, bahkan hingga melampaui 20.000.
"Ada potensi keruntuhan (bangunan) lebih lanjut, dan angka kematian biasanya meningkat delapan kali lipat dari data awal," ucap pejabat darurat WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood, saat jumlah korban tewas masih berkisar 2.600.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa sejauh ini sudah ada 45 negara yang telah menawarkan bantuan kepada Turki. Salah satu dari negara tersebut adalah Amerika Serikat (AS), yang berjanji memberikan bantuan apa pun untuk Turki dan juga Suriah.
Baca juga: Gempa Bumi Dahsyat Tewaskan Lebih dari 3.800 Orang di Turki, Suriah
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id