Warga Palestina alami kesusahan akibat Israel. Foto: AFP
Warga Palestina alami kesusahan akibat Israel. Foto: AFP

Akses Layanan Kesehatan Warga Palestina Terhambat Oleh Israel

Fajar Nugraha • 18 September 2023 20:02
Washington: Pembatasan yang dilakukan Israel dan meningkatnya kendala fiskal di wilayah Palestina sangat berdampak pada kondisi ekonomi warga Palestina. Menurut Bank Dunia tindakan Israel menghambat akses Palestina terhadap layanan kesehatan yang dapat menyelamatkan nyawa secara tepat waktu.
 
Dalam laporan bertajuk "Berpacu Melawan Waktu", Bank Dunia mengatakan bahwa kinerja perekonomian Palestina secara keseluruhan berada di bawah potensinya, dengan pendapatan per kapita diperkirakan akan stagnan.
 
“Kemiskinan di wilayah Palestina meningkat, dengan satu dari empat warga Palestina hidup di bawah garis kemiskinan,” kata lembaga pemberi pinjaman global yang berbasis di Washington itu, seperti dikutip AFP, Senin 18 September 2023.

Laporan itu menyebutkan bahwa pembatasan Israel terhadap pergerakan dan perdagangan di Tepi Barat yang diduduki, blokade yang diberlakukan di Jalur Gaza dan perpecahan antara dua wilayah Palestina adalah beberapa faktor yang menempatkan perekonomian Palestina pada risiko tinggi.
 
“Kendala fiskal sangat membebani sistem kesehatan Palestina dan khususnya pada kemampuannya untuk mengatasi beban penyakit tidak menular yang semakin meningkat,” kata Stefan Emblad, Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza, dalam sebuah pernyataan yang dirilis bersama dengan Palestina.
 
“Pembatasan tersebut, termasuk ‘rezim perizinan yang panjang dan birokratis’ seringkali mempersulit penyediaan layanan kesehatan yang tepat waktu untuk menyelamatkan nyawa warga Palestina,”ucap Emblad.
 
Akses terhadap rujukan medis dari luar untuk pengobatan kanker, penyakit jantung, dan kondisi ibu dan anak sangat terpengaruh karena kendala fisik dan administratif, kata pernyataan itu.
 
“Situasinya sangat kritis di Gaza, yang mempunyai kapasitas sistem kesehatan yang lebih terbatas dan pasien kesulitan untuk mendapatkan permohonan izin keluar medis yang diperlukan pada waktu yang tepat,” tegas Emblad.
 
“Angka penelitian menunjukkan bahwa Gaza yang hampir diblokade berdampak pada angka kematian, karena beberapa pasien tidak dapat bertahan hidup lebih lama dari proses perizinan,” imbuh Emblad.
 
Ribuan warga Palestina dari Tepi Barat dan Jalur Gaza setiap tahun menyeberang ke Israel untuk mendapatkan perawatan medis yang tidak tersedia di wilayah Palestina yang miskin.
 
Israel telah menduduki Tepi Barat – yang sekarang menjadi rumah bagi sekitar tiga juta warga Palestina – sejak Perang Enam Hari tahun 1967, ketika Israel juga merebut Jalur Gaza, wilayah pesisir padat penduduk yang telah mereka tinggalkan.
 
Tahun lalu, Israel mengeluarkan izin masuk untuk lebih dari 110.000 kunjungan medis bagi penduduk Tepi Barat, menurut COGAT, badan kementerian pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil di wilayah Palestina.
 
Lebih dari 17.000 izin serupa dikeluarkan pada periode yang sama untuk warga Palestina di Gaza, tempat tinggal 2,3 juta orang.
 
Blokade Israel yang diberlakukan oleh Israel sejak gerakan Islam Hamas berkuasa pada 2007 juga telah menghambat pasokan medis ke daerah kantong tersebut.
 
Bank Dunia mendesak pihak berwenang Israel dan Palestina untuk mengelola kasus-kasus medis tersebut dengan lebih baik dan mempermudah proses perizinan dalam upaya memberikan bantuan kesehatan tepat waktu kepada pasien dan pendamping mereka.
 
Secara keseluruhan perekonomian Palestina mengalami stagnasi selama lima tahun terakhir, kata Emblad, seraya menambahkan bahwa perekonomian Palestina diperkirakan tidak akan membaik kecuali kebijakan di lapangan diubah.
 
“Mengingat tren pertumbuhan populasi, pendapatan per kapita diperkirakan akan stagnan,” pungkas Bank Dunia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan