Penyakit yang disebabkan oleh virus Marburg ini dimulai secara tiba-tiba dengan gejala demam tinggi, sakit kepala parah, dan tak enak badan (malaise) parah. Ciri paling umum adalah sakit dan nyeri otot.
Gejala lain yang biasanya muncul di hari ketiga adalah diare parah, sakit perut dan kram, serta mual dan muntah. Diare bisa terjadi selama seminggu. Lalu, ruam yang tak gatal akan muncul 2-7 hari setelah timbulnya gejala tersebut.
Pada fase ini, penderita penyakit virus Marburg terlihat seperti hantu. Pasalnya, muncul mata cekung, wajah tanpa ekspresi, dan kelesuan yang ekstrem.
Umumnya, pasien mengalami perdarahan berat dalam tujuh hari dimana, pada beberapa kasus, pendarahan terjadi di beberapa area. Selain pada muntahan dan feses, pendarahan juga terjadi gusi, hidung, dan vagina.
Selama fase yang parah, penderita penyakit virus Marburg akan mengalami demam tinggi. Dalam kasus yang fatal, kematian biasanya terjadi antara 8 dan 9 hari setelah onset, biasanya didahului dengan kehilangan darah yang parah dan syok.
Baca: Muncul di Guinea, Ini Asal Mula Virus Marburg
Di satu sisi, keterlibatan sistem saraf pusat akibat virus ini dapat mengakibatkan masalah psikologis seperti kebingungan, lekas marah, dan agresi. Radang testis (orchitis) dilaporkan kadang-kadang terjadi pada fase akhir (15 hari).
Perawatan suportif, seperti rehidrasi dengan cairan oral atau intravena, dan pengobatan gejala spesifik dapat meningkatkan kelangsungan hidup penderita.
Belum ada pengobatan yang terbukti tersedia untuk penyakit virus Marburg. Namun, berbagai perawatan potensial termasuk produk darah, terapi kekebalan, dan terapi obat saat ini sedang dievaluasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News