Menurut laporan organisasi Reporters Without Borders, dilansir dari laman BBC pada Sabtu, 2 Januari 2021, Aimaq pernah selamat dari setidaknya satu percobaan pembunuhan terhadap dirinya beberapa bulan lalu.
Jajaran aktivis hak asasi manusia dan tokoh pro-pemerintah telah menjadi target serangan dalam trem baru yang terjadi belakangan ini.
Banyak serangan tidak diklaim oleh grup militan manapun, namun otoritas Afghanistan menuding Taliban sebagai pihak yang bertanggung jawab atas sebagian besar pembunuhan tersebut.
Serangan terhadap jurnalis di Afghanstan telah memicu kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, NATO, dan Uni Eropa.
Dialog antara Taliban dan Afghanistan dijadwalkan berlanjut pekan depan, meski rangkaian aksi kekerasan masih terus berlanjut. Kedua kubu telah mencapai kemajuan dalam beberapa isu, namun belum mulai mendiskusikan gencatan senjata atau skema pembagian kekuasaan.
Rahmatullah Nekzad, kepala Serikat Jurnalis Ghazni, tewas ditembak di dekat rumahnya di timur Afghanistan bulan lalu. Beberapa hari sebelumnya, Malala Maiwand, jurnalis untuk Enikas TV dan Radio, tewas dibunuh saat sedang berangkat kerja.
November lalu, mantan presenter televisi ternama Yama Siawash tewas dibunuh dalam ledakan bom yang ditempelkan di mobilnya di dekat Kabul. Aliyas Dayee, reporter untuk Radio Liberty, tewas dalam bom mobil di Lashkar Ghah di bulan yang sama.
Saba Sahar, salah satu sutradara perempuan di Afghanistan, terkena tembakan di Kabul. Ia berhasil selamat dari serangan tersebut.
Baca: Di Siang Bolong, Aktivis Hak Perempuan Afghanistan Tewas Ditembak
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News