"AS sekali lagi berusaha menciptakan ketegangan dan krisis di seantero kawasan dengan menyampaikan kebijakan gagal Iranofobia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani, dikutip dari Al Jazeera, Minggu, 17 Juli 2022.
Ia juga mengatakan bahwa AS merupakan "negara pertama yang menggunakan bom nuklir, yang secara konstan mengintervensi urusan dalam negeri negara-negara lain."
Tidak hanya itu, Kanani juga menyebut AS sebagai negara yang kerap memicu konflik bersenjata dan telah menjual berbagai persenjataan dalam jumlah masif di seantero kawasan."
Merujuk pada dukungan berkelanjutan AS terhadap musuh bebuyutan Iran, Israel, Kanani mengatakan bahwa AS adalah "kaki tangan utama dalam berlanjutnya pendudukan di tanah Palestina."
Pernyataan Kanani disampaikan usai Biden mengunjungi Israel dan Arab Saudi sepanjang pekan ini, lawatan perdananya sebagai presiden AS. Salah satu tujuan kunjungan itu adalah melawan pengaruh Iran di Timur Tengah.
Dalam sebuah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Jeddah bersama enam anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) beserta Mesir, Yordania dan Irak, Biden berjanji bahwa AS tidak akan menarik diri dari kawasan.
"Kami tidak akan pergi dan meninggalkan kekosongan yang bisa diisi Tiongkok, Rusia atau Iran," ungkap Biden.
Sebelumnya pada pekan ini, Presiden Iran Ebrahim Raisi menjanjikan "respons tegas" jika AS dan para sekutunya membuat sebuah "kesalahan" terkait Teheran. Ia tidak mengelaborasi mengenai seperti apa respons dan kesalahan yang dimaksud.
Baca: Iran Luncurkan Divisi Drone Angkatan Laut saat Biden Tur ke Timur Tengah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News