Pembuat film, atlet, musisi, dan aktor telah mendukung demonstrasi tersebut. Banyak yang melihatnya sebagai 'sinyal dukungan' ketika tim sepak bola nasional tetap mengenakan pakaian olahraga hitam sebelum lagu kebangsaan dimainkan dalam pertandingan melawan Senegal di Wina, Austria.
"Kami akan mengambil tindakan terhadap selebriti yang mengobarkan api kerusuhan," kata gubernur provinsi Teheran, Mohsen Mansouri, dikutip dari AFP, Jumat, 30 September 2022.
Kepala kehakiman Iran Gholamhossein Mohseni Ejei juga menuduh bahwa, "mereka yang menjadi terkenal berkat dukungan dari sistem telah bergabung dengan musuh ketika masa-masa sulit".
Peringatan itu muncul setelah hampir dua minggu protes di seluruh Iran dan tindakan keras mematikan. Menurut kelompok hak asasi manusia Amnesty International, hal tersebut ditandai dengan 'kekerasan kejam oleh pasukan keamanan'.
Kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo telah melaporkan korban tewas sedikitnya 83 orang, termasuk anak-anak.
Kemarahan publik berkobar setelah Amini, seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun, meninggal pada 16 September, tiga hari setelah penangkapannya. Ia ditangkap polisi moral karena diduga melanggar aturan ketat Iran untuk wanita mengenakan jilbab dan pakaian sederhana.
"Wanita, Kehidupan, Kebebasan!" pengunjuk rasa telah meneriakkan sejak itu, dalam demonstrasi terbesar Iran dalam hampir tiga tahun. Para pengunjuk rasa, yang dipimpin perempuan, dengan berani membakar jilbab mereka dan memotong rambut.
"Meskipun ada kesedihan atas kematian Amini, keamanan publik adalah garis merah republik Islam Iran dan tidak ada yang diizinkan untuk melanggar hukum dan menyebabkan kekacauan," Presiden Ebrahim Raisi memperingatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News