Gantz mengumumkan pengunduran dirinya pada Sabtu, dengan mengutip perbedaan mendasar dalam pendekatan strategis, seraya mengeklaim bahwa Netanyahu "mencegah kita mencapai kemenangan sejati" dalam perang di Gaza.
Pengamat Kabinet Perang Gadi Eisenkot, mantan kepala staf angkatan darat Israel, juga mengumumkan pengunduran dirinya
Netanyahu mengatakan dalam sebuah tulisan di media sosial X bahwa, "Israel sedang dalam perang eksistensial di beberapa front. Benny, sekarang bukan saatnya untuk meninggalkan pertempuran, ini adalah saatnya untuk menggabungkan kekuatan."
"Pintu saya akan tetap terbuka untuk partai Zionis mana pun yang bersedia berbagi beban dan membantu membawa kemenangan atas musuh-musuh kita dan memastikan keselamatan warga negara kita," tambahnya, mengutip dari laman Anadolu Agency, Senin, 10 Juni 2024.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir meminta untuk bergabung ke Kabinet Perang setelah pengunduran diri Gantz.
"Mengingat pensiunnya Gantz, saya telah menyampaikan permintaan kepada Perdana Menteri untuk bergabung dengan Kabinet Perang. Sudah saatnya mengambil keputusan yang berani, untuk mendapatkan pencegahan nyata, dan untuk membawa keamanan ke Selatan, Utara, dan seluruh Israel," sebut Ben-Gvir di X.
Bulan lalu Gantz, yang bergabung dengan pemerintah pada 11 Oktober tahun lalu, menetapkan 8 Juni sebagai batas waktu bagi Netanyahu untuk menyusun rencana pascaperang untuk Gaza atau dia akan meninggalkan koalisi.
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza menyusul serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan terus dilanjutkan meski ada resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut gencatan senjata segera.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 36.800 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 83.500 lainnya terluka.
Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel telah dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Dalam keputusan terbarunya, ICJ memerintahkan Israel segera menghentikan operasi di kota Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang.
Baca juga: Menteri Perang Israel Mengundurkan Diri, Salahkan Netanyahu Atas Perang Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News