Berusia 41 tahun, Pangeran Hamzah mengeluarkan pernyataan kesetiaan beberapa jam usai upaya mediasi. Sejumlah petinggi Yordania mengatakan bahwa raja telah meminta pamannya, Pangeran Hassan, untuk membantu menurunkan ketegangan terkait Pangeran Hamzah.
Dalam sebuah surat bertandatangan yang dirilis istana pada Senin kemarin, Pangeran Hamzah berkata: "Saya menyerahkan diri saya ke tangan yang mulia raja. Saya akan tetap berkomitmen terhadap konstitusi Kerajaan Yordania."
Malik Dahlan, mediator profesional dan sahabat dari keluarga kerajaan Yordania, mengeluarkan pernyataan terpisah. Dilansir dari BBC pada Selasa, 6 April 2021, ia mengatakan bahwa upaya mediasi berjalan "sukses" dan ia meyakini akan ada sebuah resolusi "dalam waktu dekat."
Pangeran Hamzah adalah penerus pertama setelah Raja Abdullah II, sebelum akhirnya disingkirkan dari posisi putra mahkota pada 2004. Raja Abdullah II menjadikan anaknya sendiri sebagai calon penerus.
Ketegangan publik antara Pangeran Hamzah dan Raja Abdullah II belum pernah terjadi sebelumnya. Namun ketegangan di internal kerajaan dikabarkan sudah terjadi sejak lama.
Sabtu kemarin, Pangeran Hamzah merilis video ke BBC yang memperlihatkan dirinya berada di suatu ruangan. Dalam video ia mengaku telah dijadikan tahanan rumah karena diminta tidak boleh keluar dan berkomunikasi dengan siapapun.
Baca: Pangeran Yordania Mengaku Dijadikan Tahanan Rumah
Langkah penahanan dilakukan usai Pangeran Hamzah mengunjungi pemimpin sejumlah suku di Yordania. Sejauh ini, ia membantah tuduhan berusaha menggoyang stabilitas Yordania atau ikut serta dalam konspirasi apapun.
"Saya telah dikunjungi kepala staf gabungan angkatan bersenjata Yordania pagi ini. Ia menginformasikan bahwa saya tidak boleh keluar dan berkomunikasi atau bertemu dengan sejumlah orang," ucap Pangeran Hamzah dalam video.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id