Koordinasi tersebut dilakukan agar tidak bertabrakan dengan upaya AS membasmi ISIS.
Meski pejabat AS bertahun-tahun menutup mulut terkait serangan Israel, misi negara itu ditinjau terlebih dahulu oleh pejabat senior Komando Pusat AS dan Pentagon. Misi itu di antaranya upaya menghentikan pengiriman senjata dari Teheran ke Hizbullah Lebanon dan melemahkan pasukan Iran di Suriah.
Koordinasi antara kedua negara sekutu itu belum pernah dilaporkan sebelumnya. Kerahasiaan terkait hal ini menunjukkan bahwa Washington mendukung Israel tanpa terlibat langsung dalam perang melawan Iran.
“Ada dukungan rahasia dari Amerika untuk Israel untuk melemahkan upaya Iran menyebarkan senjata dan membangun pengaruh mereka di seluruh kawasan,” kata Dennis Ross, mantan utusan perdamaian Timur Tengah AS.
Ia juga mengatakan ada keraguan seputar keterbukaan AS akan hal ini.
Misi Israel di Suriah dekat garnisun al-Tanf, sebuah pos terdepan AS di dekat perbatasan Suriah-Yordania, adalah fokus utama tinjauan AS, karena garnisun tersebut berada di bawah salah satu rute serangan Israel.
Meski sebagian besar serangan Israel telah disetujui AS, pejabat yang berbicara dengan Journal mengatakan, AS tidak meninjau semua operasi Israel di Suriah dan tidak membantu Israel memilih target serangan.
AS juga tidak selalu menyetujui rincian rencana Israel, melainkan kadang-kadang meminta perubahan.
Serangan Israel terkoordinasi erat dengan AS sejak tahun 2017, ketika pesawat Israel mulai terbang dekat dengan garnisun al-Tanf untuk menghindari pertahanan udara Suriah.
Setelah Israel menyampaikan rencana misinya kepada Komando Pusat, komando tersebut melakukan peninjauan dan mengabari Menteri Pertahanan AS dan Kepala Staf Gabungan. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News