Kabar mengenai Ebola disampaikan di tengah laporan rutin mengenai perkembangan terbaru pandemi penyakit virus korona (covid-19).
"Hari ini, saya telah berbicara dengan Komite Darurat Ebola di Republik Demokratik Kongo. Setelah 52 hari tanpa kasus, tim pengawas dan respons darurat mengonfirmasi kemunculan satu kasus Ebola di RD Kongo. Kami telah mempersiapkan hal ini, dan menduga akan ada sejumlah tambahan kasus," ujar Tedros, dilansir dari Tass, Sabtu 11 April 2020.
"Sangat disayangkan karena Pemerintah RD Kongo belum dapat mendeklarasikan akhir dari wabah Ebola pada Senin besok," lanjutnya.
Tedros menambahkan, WHO akan tetap berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan RD Kongo dalam upaya mengakhiri wabah Ebola.
Juli 2019, wabah Ebola di RD Kongo telah dideklarasikan sebagai darurat kesehatan publik yang mendapat sorotan global. Jumlah kasusnya terus bertambah dan mulai menurun mendekati akhir 2019.
Upaya penanganan wabah Ebola di RD Kongo terkendala minimnya staf medis dan juga adanya gangguan dari sejumlah grup bersenjata.
WHO sebelumnya pernah bertekad akan akan meninggalkan RD Kongo sebelum wabah Ebola benar-benar disingkirkan.
Ebola memiliki gejala yang tidak terlalu berbeda dengan malaria atau demam tifus. Ebola menular dari cairan tubuh pasien terjangkit, termasuk dari yang sudah meninggal dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News