Ini akan menjadi kunjungan pertama Raisi ke kerajaan Teluk sejak kedua negara sepakat memulihkan hubungan diplomatik setelah tujuh tahun terputus. Kesepakatan antar kedua negara yang diumumkan pada Maret itu dimediasi Tiongkok.
KTT OKI mengenai situasi Gaza ini diselenggarakan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), sebuah blok beranggotakan 57 negara mayoritas Muslim yang berbasis di kota pesisir Jeddah.
Rencana pertemuan puncak OKI akan berlangsung satu hari setelah sesi darurat para pemimpin Liga Arab mengenai perang Israel-Hamas, yang juga akan berlangsung di Riyadh.
"Presiden Raisi akan menghadiri KTT OKI di Riyadh," kata sumber yang mengetahui rencana pertemuan tersebut kepada AFP tanpa mau disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk membahas rencana tersebut dengan media.
OKI telah berulang kali menentang serangan terhadap warga sipil di Gaza, di mana Israel berusaha melenyapkan Hamas sebagai respons terhadap serangan kilat kelompok pejuang tersebut pada 7 Oktober, yang menurut para pejabat Israel telah menewaskan dari 1.400 orang tewas -- sebagian besar warga sipil -- dan membuat 240 orang disandera.
Meluasnya Perang Israel-Hamas
Sementara jumlah korban tewas serangan balasan Israel di Gaza telah melampaui 10.000 orang, termasuk lebih dari 4.000 anak-anak, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas pada Senin kemarin setelah hampir satu bulan pengeboman Israel tanpa henti.Raisi dan penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), mengadakan panggilan telepon pertama mereka pada 12 Oktober di mana keduanya menyuarakan dukungan untuk perjuangan Palestina. Menurut kantor berita Iran, IRNA, kedua tokoh membahas mengenai "perlunya mengakhiri kejahatan perang melawan Palestina."
Iran dan Arab Saudi sama-sama tidak mengakui Israel. Sebelum meletusnya perang pada 7 Oktober, Arab Saudi terlibat dalam diskusi yang ditengahi Amerika Serikat mengenai kemungkinan normalisasi dengan Israel.
Iran telah lama memberikan dukungan finansial dan militer untuk Hamas.
Para pejabat Saudi sangat khawatir tentang kemungkinan meluasnya perang Israel-Hamas yang dapat menggagalkan agenda reformasi Visi 2030 yang diusung MBS yang bertujuan untuk mengalihkan eksportir minyak mentah terbesar di dunia itu dari bahan bakar fosil.
Baca juga: Bersama OKI, Dubes RI Dorong Rumania Berkontribusi Hentikan Agresi Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News