PM Israel Benjamin Netanyahu. (AFP)
PM Israel Benjamin Netanyahu. (AFP)

Tetapkan Tanggal, PM Israel Bertekad Serang Rafah untuk Kalahkan Hamas

Willy Haryono • 09 April 2024 06:01
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengabaikan tekanan internasional dan bertekad untuk melancarkan invasi ke Rafah di Jalur Gaza. Ia mengaku sudah menetapkan tanggal untuk menginvasi wilayah terakhir tersisa di wilayah terkepung Palestina tersebut.
 
Dalam pesan video yang disiarkan lembaga penyiaran publik Israel KAN, Netanyahu mengatakan Israel tidak akan mampu mengalahkan kelompok Hamas, kecuali jika mereka memasuki Rafah dan mengalahkan brigade yang tersisa.
 
"Kami berupaya mencapai tujuan kami sepanjang waktu, dengan membebaskan semua sandera dan meraih kemenangan total atas Hamas," tutur Netanyahu, melansir dari laman Anadolu Agency pada Selasa, 9 April 2024.

Sementara tekanan publik meningkat di Israel agar Netanyahu mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas, anggota ultra-Ortodoks dari pemerintahan koalisi menekannya untuk tidak melakukan hal tersebut.
 
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir pada hari Senin mengancam akan menggulingkan pemerintah Israel jika Netanyahu mengakhiri perang di Gaza tanpa menyerang Rafah.

Pembicaraan Gencatan Senjata

Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), telah mendesak Israel untuk membatalkan rencana serangan militer terhadap Rafah, yang merupakan rumah bagi hampir 1,4 juta pengungsi Palestina.
 
Sebelumnya pada hari Senin, setelah pertemuan ekstensif, delegasi Israel dan Hamas meninggalkan Kairo setelah terlibat dalam pembicaraan tidak langsung melalui mediator Mesir dan Qatar.
 
Tel Aviv yakin 134 warga Israel masih ditahan di Gaza, sementara Israel menahan sekitar 9.100 warga Palestina di beberapa penjaranya.
 
Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas sedang berlangsung di Kairo dan Doha, dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan yang mencakup pertukaran sandera dan tahanan.

Perang Israel-Hamas

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan ke wilayah Palestina operasi lintas batas Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan hampir 1.200 orang. Lebih dari 33.200 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan balasan Israel, dan hampir 76.000 lainnya terluka.
 
Perang Israel, yang kini memasuki hari ke-181, telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut data PBB.
 
Pada 25 Maret, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza selama bulan suci Ramadan. Meski Hamas menyambut baik resolusi tersebut, Israel menolak seruan gencatan senjata dan bersumpah untuk melanjutkan perangnya terhadap wilayah kantong Palestina.
 
Israel dituduh melakukan genosida dalam kasus gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ), yang pada Januari mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan Tel Aviv menghentikan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
 
Baca juga:  Sesumbar Netanyahu, Sebut Israel Selangkah Lagi Menang Perang di Gaza
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan