Israel serang pemukiman pengungsi di Jabalia, Gaza. (AFP)
Israel serang pemukiman pengungsi di Jabalia, Gaza. (AFP)

Serangan Udara Israel Hantam Kamp Pengungsi Gaza, Tewaskan Komandan Senior Hamas

Marcheilla Ariesta • 01 November 2023 09:25

Gaza: Serangan udara Israel dilaporkan menewaskan puluhan orang di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara. 

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, 50 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka.  Namun, rumah sakit terdekat mengatakan mereka menerima 400 korban, termasuk 120 orang tewas. 

Gambar menunjukkan beberapa kawah besar, dikelilingi oleh bangunan yang hancur. 

Militer Israel mengatakan, serangan itu menewaskan seorang komandan senior Hamas dan “infrastruktur teror bawah tanah” di bawah bangunan runtuh setelahnya. 

"Sejumlah besar teroris dari Batalyon Jabalia Pusat Hamas yang bersama komandan pada saat itu juga tewas," kata militer Israel, dilansir dari BBC, Rabu, 1 November 2023. 

Sementara itu, tank dan pasukan Israel terus bergerak menuju beberapa wilayah terpadat di Gaza utara, termasuk Jabalia. 

Israel mengatakan ini adalah “tahap kedua” perangnya untuk melenyapkan Hamas, yang dimulai setelah serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh orang-orang bersenjata dari Gaza pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang dan 240 lainnya disandera. 

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, lebih dari 8.500 orang telah tewas di wilayah tersebut sejak saat itu. Sementara pasokan makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan untuk 2,2 juta penduduknya sangat rendah karena pengepungan yang dilakukan oleh Israel. 

Serangan udara hari Selasa di Jabalia menyebabkan ledakan besar yang menghancurkan beberapa bangunan tempat tinggal di tengah kamp pengungsi, dimana sebelum perang terdapat 116.000 orang yang tinggal di area seluas hanya 1,4 km persegi. 

Warga Jabalia, Ragheb Aqal, mengatakan rasanya seperti ada "gempa bumi". 

“Saya pergi dan melihat kehancuran rumah-rumah terkubur di bawah reruntuhan dan potongan-potongan tubuh serta banyak korban luka dan korban luka,” katanya kepada kantor berita AFP

Rekaman video dan foto menunjukkan ratusan orang mencari kerabatnya direruntuhan setelahnya. “Kami sedang mengisi tas (kantong jenazah) dengan anak-anak,” teriak seorang pria sambil mengangkat tas kain putih kecil yang berlumuran darah. 

AFP melaporkan bahwa rekaman video dari tempat kejadian menunjukkan setidaknya 47 mayat dikeluarkan dari reruntuhan. 

Sebuah barisan panjang kantong jenazah diletakkan di luar Rumah Sakit Indonesia, di dekat Beit Lahia. Direktur bedahnya mengatakan bahwa ada 400 korban jiwa, termasuk 120 orang tewas, dan mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. 

Dr Mohamed el-Ron juga mengatakan, ada orang-orang yang terluka parah dan memerlukan operasi rumit yang harus dipindahkan "di bawah serangan" ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza. 

Médecins Sans Frontières mengutip salah satu perawat di Al-Shifa, Mohammed Hawajreh, yang mengatakan, "Anak-anak kecil tiba di rumah sakit dengan luka dalam dan luka bakar parah. Mereka datang tanpa keluarga. Banyak yang berteriak dan menanyakan orang tua mereka." 

Belakangan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka telah melakukan "serangan besar-besaran terhadap teroris dan infrastruktur teror milik Batalyon Jabaliya Pusat" dan membunuh komandannya, Ibrahim Biari. 

“Serangan itu merusak komando dan kendali Hamas di wilayah tersebut, serta kemampuannya mengarahkan aktivitas militer terhadap tentara IDF yang beroperasi di seluruh Jalur Gaza,” tambahnya. 

“Sejumlah besar teroris yang bersama Biari terbunuh. Infrastruktur teror bawah tanah yang tertanam di bawah bangunan, yang digunakan oleh teroris, juga runtuh setelah serangan tersebut,” ungkap pihak IDF. 

Hamas dan kelompok Palestina lainnya juga terus menembakkan roket ke Israel. Sebanyak empat orang di kota pesisir Ashdod terluka dalam dua serangan. 

Ratusan ribu orang tidak mengindahkan perintah yang pertama kali dikeluarkan IDF pada 13 Oktober. PBB mengatakan sekitar 117.000 warga sipil yang mengungsi tinggal di 13 rumah sakit di wilayah utara, bersama dengan ribuan pasien dan staf medis.  

Banyak lainnya yang berlindung di fasilitas PBB, sekolah dan gedung-gedung publik lainnya. 
 
Pada Selasa kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, mereka sangat prihatin dengan laporan serangan udara di sekitar Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina selama dua hari terakhir. Rumah sakit yang terletak di selatan Kota Gaza ini merupakan pusat kanker utama di Jalur Gaza. 

Baca juga: Terowongan 'Jaring Laba-Laba' Hamas di Gaza Jadi Target Israel Berikutnya


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan