Acara ini bertujuan menunjukkan kepemimpinan ASEAN dalam mengatasi perubahan iklim di kawasan, memperkenalkan ACCC kepada khalayak global, dan menyoroti peluang dan manfaat ACCC untuk meningkatkan aksi iklim regional dan berbagi pengetahuan.
Menegaskan kembali pesan bahwa 'Dalam perubahan iklim, ASEAN penting,' acara ini menunjukkan bahwa pembentukan ACCC menunjukkan komitmen tegas ASEAN untuk mengambil tindakan tegas dalam mengatasi perubahan iklim.
ACCC diusulkan dan diselenggarakan Brunei Darussalam, dan dimaksudkan untuk memfasilitasi kerja sama regional serta koordinasi inisiatif perubahan iklim melalui koordinasi erat dengan Kelompok Kerja ASEAN untuk Perubahan Iklim (AWGCC), serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk mengatasi perubahan iklim.
ASEAN adalah rumah bagi salah satu keanekaragaman hayati paling berharga di dunia. ASEAN mengalami pertumbuhan ekonomi pesat, dan salah satu eksportir produk pertanian terbesar di dunia.
Lebih jauh lagi, ASEAN sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, dan cara ASEAN mengatasi masalah ini akan sangat menentukan bagi Asia dan seluruh dunia. Pembentukan ACCC menandakan sebuah langkah besar menuju visi bersama mengenai ASEAN yang lebih hijau dan tangguh.
Dalam sambutan pembukaannya, Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Malaysia H.E Nik Nazmi bin Nik Ahmad menegaskan bahwa kekuatan pertemuan ASEAN dapat membantu negara-negara anggota dalam mengatasi tantangan global mendesak, termasuk perubahan iklim,
"Saya ingin menekankan perlunya Semangat ASEAN untuk menjajaki peluang untuk menegosiasikan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama sebagai satu suara," ucap Nik Nazmi, dalam keterangan tertulis kepada awak media, Minggu, 3 Desember 2023.
Masa Depan ACCC
Selain itu, Ahmad Zaiemaddien Halbi, Kepala Sekretariat Perubahan Iklim Brunei, menyatakan bahwa pusat regional sangat penting untuk mendorong kolaborasi yang diperlukan untuk meningkatkan upaya memerangi perubahan iklim. Ia juga menyoroti beberapa mitra dialog dan negara-negara yang menyatakan minatnya untuk mendukung pusat regional seperti Jerman dan Uni Eropa.Diskusi panel dengan Kelompok Kerja ASEAN untuk Perubahan Iklim (AWGCC) diadakan setelah pidato utama, dengan fokus pada kepemimpinan ASEAN dalam mengatasi perubahan iklim serta visi dan masa depan ACCC.
Wahyu Marjaka, Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional, Direktorat Jenderal Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Republik Indonesia, menekankan pentingnya ACCC dalam menyatukan seluruh kawasan dan merekomendasikan beberapa topik yang dapat menjadi fokus Pusat. .
"ACCC dapat fokus dan memprioritaskan implementasi Kontribusi Nasional, adaptasi dengan Solusi Berbasis Alam dan Pendekatan Berbasis Ekosistem, serta tindak lanjut hasil COP di kawasan," ucap Wahyu.
Mengulangi sambutan dari pidato pembukaan, Dr. Vong Sok, Kepala Divisi Lingkungan Hidup dan Asisten Direktur Pembangunan Berkelanjutan Sekretariat ASEAN, juga menekankan pentingnya inklusi dan partisipasi yang bermakna dengan berbagai pemangku kepentingan di kawasan.
Ambisi Iklim
"Perubahan iklim selalu menjadi prioritas ASEAN, setiap Keketuaan mempunyai prioritas agenda perubahan iklim. Sekretariat berharap ACCC dapat berkontribusi terhadap kesenjangan pengetahuan mengenai proses global dan implementasinya di kawasan. Lebih lanjut, berharap dapat menjembatani kemitraan dengan mitra pembangunan," tutur Vong.Ia juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada Jerman dan UE yang telah memberikan dukungannya kepada ASEAN dalam memerangi perubahan iklim di kawasan.
Ketika membahas permasalahan utama ACCC, para pembicara pleno mencatat bahwa meski pun belum ada prioritas spesifik yang ditetapkan, tujuan ACCC untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi di kawasan ini sudah jelas.
Shin Liang Cheah, Direktur Jenderal (Perubahan Iklim) Sekretariat Perubahan Iklim Nasional Kantor Perdana Menteri Singapura, menyampaikan bahwa salah satu hal yang diharapkan dalam operasionalisasi ACCC adalah penguatan pertukaran kebijakan regional, yang memungkinkan negara-negara untuk belajar satu sama lain dan bekerja sama.
"Singapura berharap dengan pembentukan ACCC, Singapura dapat memperkuat pertukaran kebijakan dan pembelajaran di antara AMS, mendorong ambisi iklim, dan menciptakan lebih banyak kolaborasi internasional antara AMS dan negara serta mitra lainnya," sebut Shin.
Acara ini didukung Pemerintah Jerman di bawah inisiatif proyek ASEAN EU-Jerman Climate Program (CAP), yang dilaksanakan oleh GIZ bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN dan AWGCC. Acara ini menyoroti pentingnya kepemimpinan regional ASEAN dalam mengatasi perubahan iklim dan berhasil memperkenalkan ACCC kepada khalayak global.
ACCC diharapkan memberikan peluang dan manfaat signifikan untuk meningkatkan aksi iklim regional dan berbagi pengetahuan di tahun-tahun mendatang.
Baca juga: Forum Global untuk Aksi Iklim Promosikan Budaya Hijau, Inovasi dan Kerja Sama
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id