Penerus Bouteflika, Abdelmadjid Tebboune, saat ini sedang dirawat di sebuah rumah sakit di luar negeri. Tebboune telah menulis sendiri revisi konstitusi Aljazair, demi memenuhi permintaan Hirak -- gerakan di balik unjuk rasa di seantero negeri yang berlangsung selama lebih dari satu tahun.
Gerakan tersebut terhenti karena kemunculan pandemi virus korona (covid-19) di Aljazair. Pemerintahan baru Aljazair kemudian mencoba meredam gerakan tersebut dengan menawarkan referendum konstitusi.
Namun sejumlah pengamat menilai konstitusi versi revisi di Aljazair ini tidak terlalu berbeda dari sebelumnya.
"Tidak ada yang berubah. Rezim ultra-kepresidenan masih akan bertahan," kata Massensen Cherbi, seorang pakar konstitusional dari Sciences Po University, dikutip dari laman The National.
Tebboune berusaha menjadikan referendum pada hari ini sebagai upaya terdepan dalam mengakhiri gerakan Hirak. Sejumlah pengamat menilai konstitusi baru ini tidak akan diterapkan, mengingat tingkat partisipasi warga yang masih dipertanyakan.
"Warga Aljazair sekali lagi akan mendatangkan era baru demi memenuhi harapan negara dan aspirasi rakyat untuk negara yang kuat, modern, dan demokratik," ucap Tebboune pada Sabtu kemarin.
Dipandang sejumlah rival sebagai orang rezim terdahulu, Tebboune berkuasa usai pemilihan umum presiden Aljazair tahun lalu yang hanya diikuti sedikit warga. Hirak menyerukan aksi boikot pemilu, dan komisi elektoral pun menyatakan tingkat partisipasi warga hanya 40 persen.
Saat ini Tebboune sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Jerman seiring laporan adanya infeksi covid-19 di jajaran staf kepresidenan.
Baca: Presiden Baru Aljazair Janjikan Perubahan Radikal
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News