Al-Qarni ditangkap pada September 2017 sebagai bagian dari kampanye penangkapan yang mencakup setidaknya 20 orang, termasuk pengkhotbah terkemuka, Salman al-Awda.
Surat kabar Inggris menyatakan, telah melihat dokumen pengadilan Saudi dan rincian dakwaan terhadap Al-Qarni oleh putranya, Nasser. Putranya melarikan diri dari Kerajaan pada 2022 dan saat ini tinggal di Inggris setelah meminta perlindungan.
Tuduhan terhadap Al-Qarni, termasuk pengakuan bahwa dia menggunakan akun Twitter atas namanya (@awadalqarni). "Dan menggunakannya di setiap kesempatan untuk mengekspresikan pandangannya," lapor Siasat.com, Senin, 16 Januari 2023.
Baca juga: Makin Moderat! Arab Saudi Wisuda 255 Perempuan Sebagai Kadet Pasukan Khusus
Dokumen pengadilan juga menunjukkan bahwa dia 'mengaku' berpartisipasi dalam percakapan WhatsApp. Al-Qarni juga dituduh berpartisipasi dalam video yang memuji Ikhwanul Muslimin.
Tuduhan membuat akun dan menggunakan aplikasi Telegram, Al-Qarni, juga termasuk dalam tuduhan tersebut.
Awad Al-Qarni, seorang pengkhotbah dan akademisi Saudi yang bekerja di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud dan Universitas King Khalid. Dia fokus pada hukum dan menulis beberapa buku tentang hukum Islam dan masalah Palestina.
Dia juga seorang pelatih dalam pemrograman neuro-linguistik dan mengepalai federasi Saudi pada subjek yang sama, menurut situs International Union of Muslim Scholars.
Al-Qarni menyampaikan pernyataan bersama 25 ulama lainnya yang mengutuk invasi Irak tahun 2003 dan pernyataan lain yang mengungkapkan solidaritas dengan Palestina.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News