Pada September 2022, seorang perempuan Iran bernama Mahsa Amini tewas usai ditangkap dan ditahan polisi moral terkait pelanggaran memakai hijab di ruang publik.
Sejumlah foto yang beredar di media sosial pada hari Sabtu memperlihatkan pasukan militer dan keamanan Iran di sekitar kediaman keluarga Mahsa Amini di Saqqez, wilayah Kurdi Iran.
Pekan lalu, meski ada panggilan berulang kali dari otoritas keamanan, Amjad Amini dan Mozhgan Eftekhari, orang tua Mahsa Amini, mengatakan bahwa mereka bermaksud mengadakan "upacara keagamaan dan tradisional" pada hari Sabtu di kuburan putri mereka untuk memperingati "kematian tragisnya" di tahanan polisi moral Iran.
Ayah Mahsa Amini Ditahan
Sejak beberapa hari terakhir, keluarga Mahsa Amini mengatakan bahwa otoritas keamanan meminta mereka untuk tidak mengadakan upacara peringatan tersebut. Namun ayahnya dengan tegas menggarisbawahi pentingnya mengadakan acara peringatan tersebut.Amjad Amini sempat ditahan petugas Iran pada hari Sabtu kemarin sebelum kemudian dibebaskan, menurut Jaringan Hak Asasi Manusia Kurdistan. Kantor berita resmi Iran, IRNA, membantah penangkapan tersebut, namun tidak mengkonfirmasi apakah ia ditahan sebentar atau hanya sekadar diberi peringatan.
Ayah dari Mahsa Amini baru-baru ini mengatakan kepada VOA, "Untuk menghormati nama dan kenangan Jina, seorang martir dengan jiwa yang polos dan murni, dan untuk memberikan penghiburan di hati keluarga kami, kerabat, dan semua simpatisan baiknya, kami tegas dalam memperingati upacara ulang tahun tahun ini."
"Namun demikian, mengingat keadaan yang ada, kami tidak dapat menyampaikan undangan resmi kepada masyarakat atau menyarankan mereka untuk tidak hadir," sambungnya.
Gambar yang diperoleh VOA menunjukkan banyak tempat usaha tutup di beberapa kota Kurdi, termasuk Sanandaj, Divandareh, dan Baneh.
Baca juga: Ayah Mahsa Amini Ditahan Polisi Iran karena Peringati Kematian Anaknya, Benarkah?
Aksi Protes Global
Selama beberapa hari terakhir, tanda-tanda aksi protes ditanggapi dengan tindakan represif oleh pasukan keamanan Iran. Pemerintah juga mengerahkan personel militer dalam jumlah besar di pusat-pusat kota dan jalan raya.Gambar yang beredar di media sosial pada hari Sabtu menunjukkan warga Iran di Selandia Baru yang berpartisipasi dalam aksi protes mengenai kematian Mahsa Amini. Warga Iran di sana membawa plakat solidaritas terhadap gerakan protes Iran, dan menyuarakan suara mereka dalam nyanyian yang mendukung demokrasi serta kebebasan di Iran.
Warga Iran yang tinggal di Australia mengorganisir demonstrasi di alun-alun pusat kota Melbourne. Sejumlah foto yang dipublikasikan di media sosial menunjukkan Kylie Moore-Gilbert, mantan tahanan di Iran, yang berpidato di depan massa.
Moore-Gilbert ditangkap di Iran pada 2018, dan setelah sembilan bulan ditahan, ia menerima hukuman penjara 10 tahun atas tuduhan spionase. Setelah menjalani 804 hari penjara, ia dibebaskan dengan imbalan kebebasan tiga warga negara Iran yang tinggal di luar negeri dan kemudian kembali ke Australia.
Beberapa foto lain yang diterima VOA memperlihatkan warga Iran melakukan aksi protes di depan Kedutaan Besar Teheran di Jepang. Aksi protes serupa juga terjadi di Amerika Serikat (AS), Turki, Inggris, Italia, dan beberapa negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News