Menlu Retno Marsudi (enam kiri) menekankan pemberdayaan perempuan dalam menjaga perdamaian dan membangun Afghanistan. (Foto: Kemenlu RI)
Menlu Retno Marsudi (enam kiri) menekankan pemberdayaan perempuan dalam menjaga perdamaian dan membangun Afghanistan. (Foto: Kemenlu RI)

Dua Pesan Utama Menlu RI untuk Perdamaian di Afghanistan

Willy Haryono • 01 Maret 2020 20:59
Kabul: Dalam kunjungan selama 11 jam di Kabul setelah menghadiri penandatanganan kesepakatan untuk Perdamaian di Afghanistan pada Sabtu, 29 Februari 2020 di Doha, Qatar, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan 10 rangkaian pertemuan di Kabul. Terdapat dua pesan utama dalam rangkaian kegiatan Menlu Retno di Kabul, salah satunya mengenai pemberdayaan perempuan dalam membangun sebuah negara.
 
"Memberdayakan wanita berarti memberdayakan negara," ucap Menlu Retno, dalam keterangan tertulis Kemenlu RI, Minggu 1 Maret 2020. 
 
Untuk itu pada hari ini, Menlu Retno meluncurkan Indonesia-Afghan Women’s Solidarity Network bersama tokoh perempuan Indonesia. Ini adalah bentuk manifestasi nyata untuk memastikan partisipasi perempuan dalam masa depan Afghanistan.
 
Pada 2019, Indonesia telah menyelenggarakan pertemuan perempuan Indonesia-Afghanistan di Jakarta.

Pesan kedua yang ingin disampaikan adalah, Indonesia mendukung sepenuhnya perdamaian di Afghanistan. "Indonesia akan selalu bersama rakyat Afghanistan untuk mencapai perdamaian yang lestari," ungkap Menlu Retno. 
 
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno saat bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Pejabat Sementara Menlu, Menteri Urusan Perempuan dan Menteri Kebudayaan dan Informasi, Menteri urusan Perdamaian, Penasehat Keamanan Nasional, Menteri Perdagangan dan Ibu Negara Afghanistan. 
 
"Penandatanganan perjanjian Amerika dan Taliban di Doha serta Deklarasi Bersama Pemerintah Afghanistan dan Amerika Serikat akan menjadi pembuka jalan bagi perdamaian yang lestari di Afghanistan. Diperlukan komitmen semua pihak untuk melanjutkan langkah awal ini, demi kepentingan rakyat Afghanistan," sebut Menlu Retno.
 
Presiden Ghani menyampaikan apresiasi yang besar terhadap komitmen Indonesia, khususnya Presiden Joko Widodo, yang memberikan perhatian dan peran besar dalam mendorong perdamaian di Afghanistan. "Rakyat kami sudah lama memimpikan damai," kata Presiden Ghani.
 
Ia juga menegaskan langkah lanjutan yang sangat penting, dialog intra-Afghanistan. Dialog tersebut diharapkan inklusif dan melibatkan semua pihak di Afghanistan. "Rakyat Afghanistan adalah pihak yang berhak menentukan sendiri masa depan mereka," tegas Ghani.  
 
Dalam berbagai pertemuan tersebut, Menlu Retno kembali menyampaikan fokus Indonesia dalam membangun dua elemen penting dalam proses perdamaian di Afghanistan, yaitu peran ulama dan pemberdayaan perempuan.
 
Tahun 2018, Indonesia telah menjadi tuan rumah Pertemuan Trilateral Ulama Afghanistan-Indonesia-Pakistan. "InsyaAllah tahun ini juga kita akan kembali menggelar Indonesia-Afghanistan Ulama Conference untuk memperkokoh peran ulama dalam menjaga keberlanjungan proses perdamaian di Afghanistan," tutur Menlu Retno.  
 
Dalam kunjungan kali ini, Menlu Retno dianugerahi bintang kehormatan Malalay sebagai pengakuan Afghanistan terhadap kontribusi besar Menlu Retno terhadap peningkatan hubungan Indonesia-Afghanistan, serta kontribusinya dalam membangun perdamaian di kawasan dan dunia. 
 
Medali Malalay adalah salah satu bintang kehormatan tertinggi yang diberikan kepada tokoh Afghanistan maupun internasional yang telah memberikan kontribusi luar biasa kepada Afghanistan. Tokoh Afghanistan yang telah menerima penghargaan ini adalah Suraya Parlika (nominator nobel perdamaian dari Afghanistan).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan