"Jika ilmuwan bersedia mengubah karier mereka dan tidak akan 'menyakiti' kita (Israel) lagi, kadang-kadang kami menawarkan mereka jalan keluar," kata Cohen dalam program investigasi Channel 12 Israel.
Dilansir dari Arab News, Jumat, 11 Juni 2021, beberapa serangan besar yang menargetkan Iran, tidak ada yang menyerang lebih besar dari dua ledakan selama setahun terakhir di fasilitas nuklir Natanz. Fasilitas sentrifugal itu memperkaya uranium dari ruang bawah tanah yang dirancang untuk melindungi mereka dari serangan udara.
Pada Juli 2020, sebuah ledakan misterius menghancurkan perakitan sentrifugal canggih Natanz. Iran menuduh Israel berada di balik serangan itu, namun Cohen tidak secara langsung mengklaim serangan tersebut.
Mereka juga membahas pembunuhan November atas Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan Iran yang memulai program nuklir militer Teheran beberapa dekade lalu.
Baca juga: Menlu AS: Iran Mampu Buat Bom Nuklir dalam Hitungan Minggu
Badan-badan intelijen AS dan Badan Energi Atom Internasional percaya bahwa Iran mengabaikan upaya terorganisir untuk mencari senjata nuklir pada tahun 2003. Iran telah lama mempertahankan programnya untuk damai.
"Penting bagi kami bahwa dunia akan melihat ini, tetapi hal ini juga harus beresonansi dengan kepemimpinan Iran, untuk memberi tahu mereka, ‘Teman-teman yang terkasih: Satu, Anda telah disusupi. Dua, kami (mengawasi Anda). Tiga, era kebohongan sudah berakhir," terang Cohen.
Iran telah berulang kali mengeluh tentang serangan Israel, dengan Duta Besar Iran untuk IAEA Kazem Gharibabadi memperingatkan insiden itu tidak hanya akan ditanggapi dengan tegas, tetapi juga tentu saja tidak memberikan pilihan bagi Iran tetapi untuk mempertimbangkan kembali langkah-langkah transparansi dan kebijakan kerjasamanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News