Citra satelit pembangkit listrik tenaga nuklir Natanz, Iran. Foto: AFP
Citra satelit pembangkit listrik tenaga nuklir Natanz, Iran. Foto: AFP

Iran Lanjutkan Pembicaraan Kesepakatan Nuklir Pada November

Medcom • 28 Oktober 2021 21:32
Teheran: Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri mengatakan, pihaknya telah menyetujui kelanjutan pembicaraan terkait kesepakatan nuklir pada November mendatang. Keputusan ini disampaikan setelah bertemu dengan mediator Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia pada Rabu, 27 Oktober 2021.
 
Dilansir dari Yahoo News, Kamis, 28 Oktober 2021, para peserta lain dalam pembicaraan, yang termasuk negosiasi tidak langsung antara Amerika Serikat (AS) dan Iran masih perlu mengonfirmasi kembali ke meja.
 
“Kami setuju untuk memulai negosiasi sebelum akhir November. Tanggal pastinya akan diumumkan dalam minggu depan,” tulis Bagheri, yang juga menjabat sebagai Kepala Negosiator Tehran dalam unggahan Twitter.

Bagheri menambahkan, ia memiliki dialog yang sangat serius dan konstruktif terkait elemen penting untuk negosiasi yang sukses. UE dan kekuatan dunia disebut telah berjuang untuk mencoba mendapatkan negosiasi di Wina, Austria.
 
Negosiasi tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 dan ke jalurnya setelah pemilihan garis keras di Iran. Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, Teheran akan mengevaluasi hasil pertemuan Brussels, sebelum menetapkan tanggal yang tepat.
 
“Tapi itu tidak akan terlalu lama,” ujar Amir-Abdollahian kepada wartawan dalam konferensi pers di Tehran, Iran.
 
Kesepakatan antara Iran dan kekuatan dunia untuk menemukan solusi jangka panjang terhadap krisis atas program nuklir kontroversialnya disebut hampir mati sejak Mantan Presiden AS, Donald Trump keluar dari kesepakatan pada Mei 2018 dan memberlakukan sanksi besar-besaran.
 
Pengganti Trump, Joe Biden mengatakan, ia siap untuk memasuki kembali perjanjian selama Iran memenuhi prasyarat utama termasuk kepatuhan penuh terhadap kesepakatan yang persyaratannya telah berulang kali dilanggar dengan meningkatkan kegiatan nuklir, sejak AS meninggalkan pakta tersebut.
 
Namun, pembicaraan yang berbasis di Wina melalui perantara diketahui membuat sedikit kemajuan, sebelum terganggu oleh pemilihan Ebrahim Raisi sebagai presiden Iran dan ditangguhkan selama empat bulan terakhir.
 
Pemimpin AS di Iran, Rob Malley, pada Senin lalu memperbarui peringatan, AS memiliki “pilihan lain”, apabila pekerjaan nuklir Iran maju. Meskipun, ia mengatakan, pemerintahan Biden lebih menyukai diplomasi.
 
UE bertindak sebagai koordinator untuk kesepakatan, yang juga melibatkan Inggris, Prancis, Jerman, Tiongkok, dan Rusia. AS pun mengatakan “sangat mendukung” upaya UE dalam memulai kembali negosiasi.
 
Disamping itu, mereka tetap bersikeras, tidak terdapat alternatif untuk pembicaraan di Wina di tengah kekhawatiran bahwa Tehran akan berusaha untuk menunda proses tersebut dengan mengeksplorasi format lain. (Nadia Ayu Soraya)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan