Pendeta Palestina, Pastor Munther Isaac. Foto: CBS News
Pendeta Palestina, Pastor Munther Isaac. Foto: CBS News

Pendeta Palestina: Jika Yesus Lahir saat ini, Dia Akan Berada di Bawah Reruntuhan Gaza

Fajar Nugraha • 25 Desember 2023 11:49
Bethlehem: Pendeta Palestina, Pastor Munther Isaac, mengkritik apa yang disebutnya sebagai kemunafikan dan rasisme di dunia Barat, dengan mengatakan bahwa Gaza telah menjadi kompas moral dunia.
 
Saat menyampaikan pesan Natal kepada jemaat di Gereja Evangelis Lutheran di Betlehem pada Sabtu, Pendeta Isaac mengatakan apa yang tadinya merupakan saat yang penuh kegembiraan, justru menjadi saat “berduka, kami merasa takut.”
 
“Gaza, seperti yang kita tahu, sudah tidak ada lagi,” kata Pastor Isaac, seperti dikutip Palestine Chronicle, Senin 25 Desember 2023.

“Ini adalah sebuah pemusnahan. Ini adalah genosida,” imbuh Pastor Isaac.
 
Baca: Sumpah Netanyahu untuk Perpanjang Perang di Gaza.

 
Dia berkata: “Kami tersiksa oleh keheningan dunia,” dan menambahkan bahwa para pemimpin kelompok yang disebut bebas berbaris satu demi satu untuk memberikan lampu hijau bagi genosida terhadap populasi tawanan.”
 
Mereka tidak hanya memastikan untuk membayar tagihan di muka, mereka juga menutupi kebenaran dan konteks dengan memberikan kedok politik,” tambahnya. “Penutup teologis”, katanya, diberikan ketika “gereja Barat” menjadi sorotan.
 
“Inilah realita Natal bagi anak-anak Palestina. Jika Yesus lahir hari ini, dia akan lahir di bawah reruntuhan Gaza,” ungkap Pastor Isaac.
 
Di antara jemaah tersebut terdapat delegasi internasional yang terdiri dari para pemimpin Kristen, yang menghabiskan Natal di Betlehem dalam solidaritas dengan rakyat Palestina.
 
Orang-orang Afrika Selatan, katanya, “mengajarkan kami konsep teologi negara; didefinisikan sebagai pembenaran teologis terhadap status quo dengan rasisme, kapitalisme, dan totalitarianismenya.”
 
Ia menjelaskan bahwa mereka melakukan hal tersebut dengan menyalahgunakan konsep-konsep teologis dan teks-teks Alkitab untuk tujuan politik mereka sendiri.
 
“Di sini, di Palestina, Alkitab dijadikan senjata untuk melawan kita, kitab suci kita sendiri,” tegas Pastor Isaac.

Teologi Kekaisaran

Ia menambahkan, “Di sini kita menghadapi teologi kekaisaran, sebuah penyamaran atas superioritas, supremasi, keterpilihan, dan hak.”
 
“Teologi kekaisaran menjadi alat yang ampuh untuk menutupi penindasan dengan kedok sanksi ilahi,” kata pendeta tersebut.
 
Dia menjelaskan bahwa “Ini berbicara tentang tanah tanpa manusia. Itu membagi orang menjadi kita dan mereka. Itu tidak manusiawi dan menjelekkan. Konsep tanah tanpa manusia lagi padahal mereka tahu betul tanah itu punya manusia. Dan bukan sembarang orang, orang-orang yang sangat istimewa.”
 
Dia mengatakan “teologi kekaisaran menyerukan pengosongan Gaza. Sama seperti seruan pembersihan etnis pada tahun 1948, sebuah keajaiban atau keajaiban ilahi sebagaimana mereka menyebutnya.”
 
“Ini menyerukan bagi kita orang Palestina untuk pergi ke Mesir, mungkin ke Yordania, mengapa tidak ke laut saja?” pungkas Pastor Isaac.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan