Bayi bernama Omar Yaghi yang meninggal karena tidak bisa dioperasi karena isu perbatasan Palestina dan Israel. Foto: AFP
Bayi bernama Omar Yaghi yang meninggal karena tidak bisa dioperasi karena isu perbatasan Palestina dan Israel. Foto: AFP

Hubungan Palestina-Israel Terputus, Bayi Gaza Gagal Operasi

Fajar Nugraha • 23 Juni 2020 18:07
Gaza: Bayi bernama Omar Yaghi berusia delapan bulan ketika dia meninggal. Bocah malang itu tidak dapat melakukan perjalanan dari Gaza ke Israel untuk operasi jantung yang menyelamatkan jiwa setelah para pejabat Palestina memutus koordinasi perbatasan.
 
Mohammed Yaghi paman dari bayi itu mengatakan kepada AFP, ibu bayi, Raneen tidak dapat berbicara ataupun makan sejak kehilangan putranya minggu lalu.
 
Mereka adalah salah satu dari sejumlah keluarga yang terjebak dalam pertikaian tingkat tinggi, setelah Otoritas Palestina bulan lalu mengakhiri koordinasi keamanan dengan Israel. Ini dipicu ulah Israel yang berencana untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki.

Langkah ini memiliki dampak dramatis pada sejumlah warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang membutuhkan dokumen Israel untuk mengakses perawatan yang tidak tersedia lebih dekat ke rumah.
 
"Omar seharusnya menjalani operasi besar pada 24 Mei, tetapi mereka mengatakan kepada kami bahwa perjalanan kami ke Israel dicegah karena koordinasi dihentikan," kata paman bayi itu, seperti dikutip AFP, Selasa, 23 Juni 2020.
 
Beberapa organisasi HAM berhasil melobi untuk tanggal operasi yang baru, tetapi Yaghi meninggal pada 18 Juni hanya tiga hari sebelum operasi yang direncanakan.
 
Dua juta penduduk Gaza telah hidup di bawah blokade Israel yang melumpuhkan sejak 2007, dengan Palestina harus mengajukan izin keluar untuk meninggalkan daerah kantong itu.
 
Cabang militer Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil di wilayah Palestina (COGAT) mengatakan, penyeberangan Erez dengan Gaza siap untuk memfasilitasi transfer.
 
“COGAT terus mengizinkan, juga pada saat-saat ini, pintu masuk penduduk dari Jalur Gaza untuk perawatan medis yang menyelamatkan jiwa dan dalam kasus-kasus kemanusiaan lainnya," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.

Sepenuhnya hancur


Yaghi terlahir dengan masalah jantung yang kompleks dan ia memulai perawatan di Pusat Medis Sheba Israel ketika ia baru berusia satu bulan.
 
Karena tidak dapat kembali untuk operasi, Yaghi menderita gagal jantung pada Rabu dan diresusitasi di rumah sakit Gaza.
 
"Mereka memberi tahu kami bahwa situasinya sangat serius," tegas Mohammed Yaghi, yang berusaha keras untuk mengatur transfer darurat ke Israel, sementara keponakannya memakai ventilator.
 
"Pada pukul 10:00 pagi, manajemen rumah sakit menelepon dan memberi tahu kami bahwa dia telah meninggal,” ucapnya.
 
Ayah bocah itu, yang juga bernama Omar, mendapati putranya tidak selamat saat ia dalam perjalanan ke rumah sakit.
 
"Adikku benar-benar hancur. Terutama ketika dia menerima tubuh anak itu," kata Mohammed Yaghi.
 
Dokter untuk Hak Asasi Manusia Israel mengatakan bayi laki-laki itu meninggal karena penundaan operasi, yang disebabkan oleh Komite Urusan Sipil Otoritas Palestina (PA) mengakhiri koordinasi dengan Israel.
 
"Pasien telah menggambarkan bagaimana agen-agen Palestina yang bertugas mengoordinasikan perjalanan mereka dengan pihak berwenang Israel berhenti mentransfer aplikasi mereka untuk izin keluar dengan alasan medis," kata organisasi itu, yang telah membantu mendapatkan tanggal operasi baru.
 
Haitham al-Hadra dari kementerian kesehatan Palestina, yang bertanggung jawab atas transfer medis, mengatakan dia tetap ‘pasti’ berkomitmen pada keputusan PA untuk berhenti bekerja sama dengan Israel.
 
"Kami bahkan tidak mengangkat telepon atau menjawab email," tuturnya.
 
Menurut pejabat kesehatan, sejak keputusan PA, beberapa warga Palestina telah mengakses perawatan di Israel dengan berkoordinasi dengan pihak berwenang secara langsung. Hadra mengatakan mayoritas pasien bisa mendapatkan perawatan di wilayah Palestina.
 
"Sembilan puluh lima persen dari kondisi medis dapat dirawat di rumah sakit Palestina, baik pemerintah maupun swasta," pungkas pejabat itu kepada AFP.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan