Netanyahu juga menegaskan bahwa tuduhan Israel sengaja menyerang personel UNIFIL adalah tidak benar.
Mengutip dari Euronews, Selasa, 15 Oktober 2024, seruan dari Netanyahu ini disampaikan setelah adanya laporan berulang kali bahwa pasukan Israel sengaja menembaki UNIFIL sejak operasi militer dimulai di Lebanon.
Netanyahu menyatakan bahwa Israel telah “berulang kali meminta” pasukan UNIFIL, yang berjumlah 10.000 orang, untuk keluar dari wilayah tempat operasi militer berlangsung. UNIFIL telah bertugas di wilayah perbatasan antara Lebanon dan Israel selama hampir 50 tahun.
Sejak dimulainya serangan darat Israel dua minggu lalu, setidaknya lima anggota UNIFIL terluka, memicu kritik internasional terhadap Israel. Serangan ini mendapat kecaman dari banyak pihak, termasuk dari Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
Juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, menyatakan bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang. Guterres meminta semua pihak, termasuk Israel, untuk menahan diri dari tindakan yang membahayakan pasukan PBB.
Dewan Keamanan PBB menyatakan “kekhawatiran yang kuat” dan mendukung penuh peran UNIFIL dalam menjaga keamanan regional. Anggota dewan juga menyampaikan keprihatinan mendalam terkait korban sipil, kerusakan infrastruktur, dan meningkatnya jumlah pengungsi.
Mereka mendesak semua pihak untuk mematuhi hukum humaniter internasional dan menekankan pentingnya upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik secara damai. (Angel Rinella)
Baca juga: Tank Merkava Dikerahkan untuk Hantam Gerbang Markas UNIFIL
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News