Kairo: Abdel Fattah al-Sisi, orang nomor satu di Mesir, akan memulai masa jabatannya di periode ketiga pekan ini dengan didukung pendanaan bernilai fantastis. Namun para ahli mengatakan bahwa Sisi menghadapi tantangan besar dalam mencari jalan keluar dari krisis ekonomi Mesir saat ini.
Sisi menang dalam pemilihan umum presiden bulan Desember lalu dengan perolehan 89,6 persen suara. Ia menang telak dari tiga kandidat yang tidak banyak dikenal publik Mesir.
Mengutip dari TRT World pada Senin, 1 April 2024, Sisi akan memulai masa jabatan ketiganya secara resmi pada Rabu mendatang, dan media lokal melaporkan bahwa dia akan mengucap sumpah jabatan di depan parlemen sehari sebelumnya.
Masa jabatan enam tahun ini akan menjadi yang terakhir bagi pria berusia 69 tahun itu, kecuali ada amandemen konstitusi lagi yang berpotensi memperpanjang masa jabatannya.
Para pakar berspekulasi mengenai potensi perombakan kabinet ketika Kairo berjuang menahan dampak dari krisis ekonomi selama dua tahun dan kekurangan mata uang asing yang parah.
Ketika tahun 2024 dimulai, negara dengan populasi terpadat di dunia Arab itu tampaknya sedang menuju ke arah gagal bayar dan keruntuhan ekonomi, kata para analis. Namun ternyata, Mesir tiba-tiba menerima pinjaman dan investasi lebih dari USD50 miliar.
Dalam beberapa minggu, Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan kesepakatan pengembangan lahan senilai USD35 miliar untuk Ras al Hikma di Mesir, Dana Moneter Internasional (IMF) menggandakan pinjaman USD3 miliar lebih dari dua kali lipat, dan Bank Dunia serta Uni Eropa menandatangani perjanjian pembiayaan baru.
Dana talangan (bailout) besar-besaran telah menyelamatkan Mesir “dari kejatuhan,” menurut mantan wakil perdana menteri Ziad Bahaa-Eldin.
Baca juga: Mesir Terperosok dalam Krisis Ekonomi, Sampai Jual Tanah dan Infrastruktur
Cek Berita dan Artikel yang lain di