Kairo: Sedikitnya 20 orang tewas dalam kebakaran pabrik pakaian di pinggiran timur ibu kota Mesir. Sementara 24 orang lainnya terluka dalam insiden tersebut.
Sebanyak 12 truk pemadam kebakaran dikirim untuk memadamkan kobaran api besar saat asap mengepul di atas kawasan industri yang disebut Al-Obour. Sedangkan penyebabnya tidak segera jelas.
Jaksa penuntut telah menugaskan tim untuk menyelidiki kebakaran di pabrik empat lantai itu. Seorang korban yang menderita luka bakar sekitar 25 persen dari tubuhnya mengatakan, dia hampir diliputi oleh menghirup asap ketika dia melarikan diri dari kobaran api.
"Saya memiliki dua remaja putri bersama saya dan seorang pria muda yang saya dorong agar mereka dapat menghindari kobaran api," kata Mahmoud Mohamed, kepada surat kabar Al Youm al-Sabea, seperti dikutip AFP, Jumat 12 Maret 2021.
"Saya pimpin mereka keluar, berlarian saat api membakar tubuh saya," ucap pemuda yang sudah setahun bekerja di pabrik itu.
Awan asap tajam berputar-putar di jalan, memaksa orang yang lewat untuk menutupi wajah mereka dengan pakaian untuk melindungi mereka dari asap.
Serikat pekerja tekstil Mesir memberikan penghormatan kepada pekerja pabrik yang terbunuh dan terluka selama kebakaran.
Negara terpadat di dunia Arab itu telah mengalami serangkaian kebakaran dalam beberapa tahun terakhir. Penyebabnya seringkali diakibatkan bangunan jelek telah dibangun tanpa standar keselamatan di tengah kekosongan keamanan setelah revolusi 2011.
Bulan lalu, kebakaran di gudang sepatu tanpa izin di Kota Giza menelan bangunan 13 lantai yang menghadap ke jalan raya utama. Warga dievakuasi tetapi tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Pada Mei 2020, kebakaran lain di pabrik kasur di kawasan industri yang sama terjadi tanpa ada korban jiwa yang dilaporkan pada saat itu.
Pada tahun yang sama, kebakaran terjadi di sebelah jalan raya Kairo yang sibuk karena kebocoran dari pipa minyak yang terbakar oleh mobil yang lewat menyebabkan 17 orang terluka.
Setahun sebelumnya, setidaknya 10 orang tewas ketika sebuah tangki kimia meledak di pabrik fosfat di pelabuhan Laut Merah Ain Sokhna.
Sebanyak 12 truk pemadam kebakaran dikirim untuk memadamkan kobaran api besar saat asap mengepul di atas kawasan industri yang disebut Al-Obour. Sedangkan penyebabnya tidak segera jelas.
Jaksa penuntut telah menugaskan tim untuk menyelidiki kebakaran di pabrik empat lantai itu. Seorang korban yang menderita luka bakar sekitar 25 persen dari tubuhnya mengatakan, dia hampir diliputi oleh menghirup asap ketika dia melarikan diri dari kobaran api.
"Saya memiliki dua remaja putri bersama saya dan seorang pria muda yang saya dorong agar mereka dapat menghindari kobaran api," kata Mahmoud Mohamed, kepada surat kabar Al Youm al-Sabea, seperti dikutip AFP, Jumat 12 Maret 2021.
"Saya pimpin mereka keluar, berlarian saat api membakar tubuh saya," ucap pemuda yang sudah setahun bekerja di pabrik itu.
Awan asap tajam berputar-putar di jalan, memaksa orang yang lewat untuk menutupi wajah mereka dengan pakaian untuk melindungi mereka dari asap.
Serikat pekerja tekstil Mesir memberikan penghormatan kepada pekerja pabrik yang terbunuh dan terluka selama kebakaran.
Negara terpadat di dunia Arab itu telah mengalami serangkaian kebakaran dalam beberapa tahun terakhir. Penyebabnya seringkali diakibatkan bangunan jelek telah dibangun tanpa standar keselamatan di tengah kekosongan keamanan setelah revolusi 2011.
Bulan lalu, kebakaran di gudang sepatu tanpa izin di Kota Giza menelan bangunan 13 lantai yang menghadap ke jalan raya utama. Warga dievakuasi tetapi tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Pada Mei 2020, kebakaran lain di pabrik kasur di kawasan industri yang sama terjadi tanpa ada korban jiwa yang dilaporkan pada saat itu.
Pada tahun yang sama, kebakaran terjadi di sebelah jalan raya Kairo yang sibuk karena kebocoran dari pipa minyak yang terbakar oleh mobil yang lewat menyebabkan 17 orang terluka.
Setahun sebelumnya, setidaknya 10 orang tewas ketika sebuah tangki kimia meledak di pabrik fosfat di pelabuhan Laut Merah Ain Sokhna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News