"Serangan gila yang dilakukan penjahat perang Haftar terhadap Tripoli merupakan pertanda dirinya putus asa karena berulang kali mengalami kekalahan," ujar PM Sarraj, dilansir dari laman Yeni Safak, Minggu 10 Mei 2020.
"Kejahatan yang dilakukan Haftar membuat kami tidak memiliki pilihan lain selain merespons dengan segenap kekuatan kami," sambungnya.
Haftar telah meningkatkan serangan ke Tripoli seak awal Mei. Peningkatan serangan dilakukan karena LNA terus mengalami kekalahan di sejumlah titik di Libya.
Pemerintahan Perjanjian Nasional (GNA) di bawah PM Sarraj telah diserang LNA sejak April tahun lalu. Lebih dari 1.000 orang tewas dalam pertempuran tersebut. GNA meluncurkan operasi bernama Operation Peace Storm pada 26 Maret untuk menghalau serangan LNA.
Puluhan roket LNA menghantam bandara Tripoli dan area sekitarnya pada Sabtu kemarin. Kementerian Transportasi Libya mengatakan, salah satu pesawat di bandara Tripoli terkena misil saat hendak bertolak menuju Spanyol.
Pesawat itu awalnya hendak dijadikan moda transportasi bagi warga Libya yang terkena dampak kebijakan penguncian wilayah (lockdown) terkait virus korona (covid-19) di Eropa.
Video yang diunggah seorang pekerja bandara memperlihatkan asap hitam di area tempat memarkir pesawat atau apron. Sejumlah foto memperlihatkan kerusakan di sebuah pesawat komersil.
Selain di bandara, kerusakan dari serangan LNA juga terlihat di beberapa area lain di Tripoli, termasuk Rixos Hotel, Nasser Forest, dan distrik Ban Ben Ghashir. Warga sipil dari area-area tersebut sudah dievakuasi untuk memastikan keselamatan mereka.
Gempuran LNA terjadi beberapa jam usai Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libya mengecam serangan terhadap warga sipil di Tripoli. Menurut PBB, serangan semacam itu "mungkin dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News