Para pengunjuk rasa di pusat kota Tel Aviv menerjang hujan deras untuk bisa berdemonstrasi sepanjang Sabtu kemarin. Mereka datang dengan membawa bendera Israel berwarna biru dan putih sembari meneriakkan slogan-slogan menentang Menteri Kehakiman kabinet Netanyahu.
"Saya ada di sini untuk memprotes transisi Israel dari demokrasi ke otokrasi," kata Dov Levenglick, seorang insinyur perangkat lunak berusia 48 tahun di Tel Aviv.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Ini memalukan, dan tidak boleh dibiarkan," sambungnya, dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu, 5 Februari 2023.
Rencana perubahan yudisial, yang menurut pemerintah Netanyahu diperlukan untuk mengekang jangkauan hakim yang berlebihan, telah menimbulkan penentangan sengit dari berbagai kelompok termasuk pengacara. Rencana ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pebisnis, serta memperluas perpecahan politik yang sudah mendalam di masyarakat Israel.
Sejumlah kritikus mengatakan bahwa demokrasi Israel akan rusak jika pemerintahan Netanyahu berhasil mendorong rencana ini, yang akan memperketat kontrol politik atas penunjukan yudisial serta membatasi kekuasaan Mahkamah Agung untuk membatalkan keputusan pemerintah atau undang-undang parlemen Knesset.
"Mereka ingin merusak sistem peradilan dan demokrasi Israel, dan kami ada di sini setiap minggu dalam segala cuaca untuk melawannya dan memperjuangkan demokrasi Israel," sebut pedemo bernama Hadar Segal.
Media lokal melaporkan aksi protes terjadi di sekitar 20 kota di seantero Israel.
Di antara kerumunan di Haifa adalah mantan Perdana Menteri Israel Yair Lapid. "Kami akan menyelamatkan negara kami, karena kami tidak mau tinggal di negara yang tidak demokratis," tegas Lapid dalam sebuah video.
Netanyahu, tokoh yang pernah diadili karena korupsi, memandang aksi protes saat ini sebagai bentuk penolakan sayap kiri terhadap hasil pemilu November lalu, yang telah melahirkan salah satu pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah Israel.
Baca juga: Eks PM Israel Bergabung dalam Protes Menentang Pemerintahan Netanyahu
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id