Sekelompok prajurit Mali disambut demonstran anti-pemerintah di Bamako pada Selasa 18 Agustus 2020. (Foto: Malik Konate/AFP)
Sekelompok prajurit Mali disambut demonstran anti-pemerintah di Bamako pada Selasa 18 Agustus 2020. (Foto: Malik Konate/AFP)

Presiden Mali Ditahan di Kamp Militer

Willy Haryono • 19 Agustus 2020 06:55
Bamako: Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita ditahan sekelompok prajurit di salah satu kamp militer di negara tersebut dalam sebuah aksi yang diduga sebagai percobaan kudeta pada Selasa 18 Agustus. Selain presiden, Perdana Menteri Boubou Cisse dan sejumlah pejabat tinggi lainnya juga ditahan.
 
Sebelumnya, sekelompok prajurit tersebut telah menguasai kamp militer Kati.
 
Dalam beberapa bulan terakhir, kemarahan meluap di kalangan personel militer Mali atas masalah pembayaran dan konflik berkepanjangan dengan sejumlah grup ekstremis. Selain itu, terdapat pula rasa ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Keita.

Dikutip dari laman BBC, Rabu 19 Agustus 2020, percobaan kudeta di Mali memicu kecaman internasional. Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS), menyerukan agar semua pejabat tinggi Mali dibebaskan.
 
Dalam sebuah pernyataan gabungan, 15 negara anggota ECOWAS sepakat menutup perbatasan dengan Mali dan menghentikan semua aliran finansial ke negara tersebut. ECOWAS juga mengeluarkan Mali dari keanggotaan.
 
Menurut laporan jurnalis BBC Abdoul Ba di Bamako, percobaan kudeta dipimpin Kolonel Malick Diaw dan komandan lainnya, Jenderal Sadio Camara. Setelah menguasai kamp Mati, yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Bamako, sekelompok prajurit bergerak menuju ibu kota yang disambut hangat demonstran anti-pemerintah.
 
Pada petang hari, para prajurit menyerbu kediaman presiden dan menahan Keita serta Cisse. Anak presiden, ketua Majelis Nasional, Menteri Luar Negeri dan Keuangan Mali juga ikut ditahan.
 
Jumlah prajurit yang ikut serta dalam percobaan kudeta ini belum dapat dipastikan, begitu juga dengan permintaan mereka. Sejumlah laporan media lokal mengaitkan percobaan kudeta ini dengan masalah gaji.
 
Keita melanjutkan kepemimpinan ke periode kedua pada 2018. Namun, banyak warga geram terhadap sang presiden atas maraknya korupsi, merosotnya perekonomian, dan memburuknya situasi keamanan di seantero negeri. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan