Seorang pejabat senior Israel mengatakan kabinet Israel akan bertemu pada Selasa 26 November 2024 ini untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah. Sementara seorang pejabat Lebanon mengatakan, Beirut telah diberitahu oleh Washington bahwa kesepakatan dapat diumumkan dalam beberapa jam.
Situs web berita AS, Axios, mengutip seorang pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan, pada Senin 25 November bahwa Israel dan Lebanon telah menyetujui persyaratan kesepakatan, dan seorang pejabat senior Israel mengatakan pertemuan Selasa dimaksudkan untuk menyetujuinya.
Para pejabat Israel sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang semakin dekat meskipun beberapa masalah masih ada, sementara dua pejabat senior Lebanon menyuarakan optimisme yang hati-hati bahkan ketika serangan Israel menghantam Lebanon lagi.
Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Danny Danon, mengatakan, Israel akan mempertahankan kemampuan untuk menyerang Lebanon selatan berdasarkan perjanjian apa pun.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar mengenai laporan Axios.
AS telah mendorong kesepakatan untuk mengakhiri perang Israel selama lebih dari setahun di Lebanon yang meletus bersamaan dengan perang Tel Aviv di Gaza, tetapi meningkat drastis selama dua bulan terakhir, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang lebih luas.
Titik kritis
Di Beirut, Wakil Ketua Parlemen Lebanon Elias Bou Saab mengatakan "tidak ada hambatan serius yang tersisa untuk memulai penerapan gencatan senjata yang diusulkan AS dengan Israel”.“Proposal tersebut akan memerlukan penarikan militer Israel dari Lebanon selatan dan pasukan tentara Lebanon reguler yang dikerahkan di wilayah perbatasan, yang telah lama menjadi basis Hizbullah, dalam waktu 60 hari,” ujar Bou Saab, seperti dikutip dari TRT World.
Ia mengatakan titik kritis tentang siapa yang akan memantau kepatuhan terhadap gencatan senjata telah diselesaikan dalam 24 jam terakhir dengan kesepakatan untuk membentuk komite yang terdiri dari lima negara, termasuk Prancis dan diketuai oleh Amerika Serikat.
Seorang diplomat Barat mengatakan hambatan lain adalah urutan penarikan pasukan Israel, pengerahan tentara Lebanon, dan pemulangan warga Lebanon yang mengungsi ke rumah mereka di Lebanon selatan.
Di samping kesibukan diplomatik, permusuhan telah meningkat: Selama akhir pekan, Israel melakukan serangan udara yang dahsyat, salah satunya menewaskan sedikitnya 29 orang di pusat kota Beirut, sementara pada Minggu Hizbullah meluncurkan salah satu salvo roket terbesarnya, menembakkan 250 roket.
Di Beirut, serangan udara Israel meratakan lebih banyak daerah pinggiran selatan pada hari Senin, menyebabkan awan puing mengepul di atas ibu kota Lebanon.
Upaya untuk mencapai gencatan senjata tampaknya mengalami kemajuan minggu lalu ketika mediator AS Amos Hochstein menyatakan kemajuan signifikan setelah pembicaraan di Beirut sebelum mengadakan pertemuan di Israel dan kemudian kembali ke Washington.
"Kami bergerak ke arah kesepakatan, tetapi masih ada beberapa masalah yang harus ditangani," pungkas Juru Bicara Pemerintah Israel David Mencer, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News