Asap dari serangan udara Israel di Lebanon. (AFP)
Asap dari serangan udara Israel di Lebanon. (AFP)

Kecaman Keras Dilayangkan ke Israel atas Pembunuhan 3 Jurnalis di Lebanon

Willy Haryono • 26 Oktober 2024 10:34
New York: Tiga jurnalis tewas akibat serangan Israel di Lebanon pada Jumat kemarin, menurut keterangan para rekan awak media. Kematian ini memicu kecaman keras dari para pembela hak asasi manusia tentang jumlah wartawan yang kehilangan nyawa mereka di wilayah Timur Tengah selama setahun terakhir.
 
Mengutip dari The New Arab, Sabtu, 26 Oktober 2024, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan pihaknya "mengutuk keras" serangan Israel yang menewaskan tiga jurnalis di Lebanon, mendesak masyarakat internasional untuk "menghentikan pola impunitas Israel yang sudah berlangsung lama dalam pembunuhan jurnalis."
 
Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sebelumnya, Israel membantah telah sengaja menyerang jurnalis.

Tahun lalu merupakan periode paling mematikan bagi jurnalis dalam lebih dari 30 tahun, kata CPJ, dengan sedikitnya 126 reporter dan pekerja media di antara hampir 45.000 orang tewas di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon.
 
Jumat kemarin adalah hari paling mematikan bagi jurnalis di Lebanon selama setahun terakhir. Setidaknya lima wartawan lainnya tewas dalam serangan Israel saat bertugas di Lebanon, termasuk wartawan visual Reuters Issam Abdallah.
 
Serangan yang menewaskan ketiga jurnalis terjadi sekitar pukul 3 pagi waktu setempat, menghantam sekumpulan wisma yang hanya menampung wartawan di kota Hasbaya di Lebanon selatan. Tiga korban tewas terdiri dari dua wartawan jaringan televisi Al-Mayadeen dan satu dari Al-Manar.
 
Muhammad Farhat, seorang wartawan dari penyiar Lebanon Al-Jadeed, adalah salah satu dari sedikitnya 18 wartawan yang menginap di wisma di Hasbaya.
 
Tidak ada perintah evakuasi oleh militer Israel kala itu. Farhat mengatakan kepada Reuters bahwa dia terbangun oleh suara pesawat jet tempur Israel yang terbang rendah. Ia juga mendengar dua rudal menghantam wisma di dekatnya, sebelum atap huniannya sendiri runtuh menimpanya.
 
"Pemandangan itu mengerikan. Kami melihat kolega dan teman kami terluka, anggota tubuh mereka berserakan di mana-mana, yang lain berteriak dan memohon kami untuk menarik mereka keluar," kata Farhat kepada Al-Jadeed sembari menangis.
 
Mengomentari serangan terbaru via media sosial X, pelapor khusus PBB untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi Irene Khan menulis: "Pembunuhan yang disengaja terhadap seorang jurnalis adalah kejahatan perang."
 
Mazen Shaqoura, perwakilan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia di Timur Tengah, mengatakan kepada Al-Jadeed bahwa serangan tersebut merupakan "penargetan terhadap apa yang kita dengar dan apa yang kita lihat."
 
Baca juga:  Tiga Jurnalis Tewas Akibat Serangan Israel ke Hotel yang Tampung Wartawan di Lebanon
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan