Pompeo, yang menjabat sebagai Direktur CIA dan Menteri Luar Negeri di jaman pemerintahan Trump, membuat komentar dalam rekaman video pidato di forum Combat Anti-Semitism Movement, yang akan memberinya Penghargaan Kepemimpinan Global perdana pada Senin.
Di bawah Abraham Accord yang ditengahi oleh Trump tahun lalu, empat negara mayoritas Arab -,Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan,- setuju untuk menjalin hubungan dengan Israel.
Pers Israel dipenuhi dengan spekulasi tentang negara-negara Arab lain yang tertarik untuk bergabung dengan pakta tersebut. Pembangkit tenaga listrik Arab Saudi secara luas dianggap sebagai hadiah utama untuk negara Yahudi tersebut.
"Memprediksi masa depan telah membuktikan perjuangan bagi saya," kata Pompeo dalam sambutannya yang dibagikan dengan AFP.
Dia berpikir "lebih banyak lagi" negara akan mencari hubungan dengan Israel. "Saya berharap Kerajaan Arab Saudi dapat menemukan jalannya untuk bergabung dengan Abraham Accords. Saya tahu banyak orang di negara itu menginginkan hal itu terjadi," tegas Pompeo.
Sumber di Yerusalem mengatakan, Pompeo dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman pada November di kota Laut Merah.
Pertemuan itu, yang dibantah oleh Riyadh, memicu spekulasi hingar-bingar di Israel bahwa kesepakatan normalisasi mungkin sudah dekat.
Secara publik kerajaan telah menegaskan kebijakannya puluhan tahun untuk tidak menjalin hubungan dengan Israel sampai kesepakatan tercapai untuk menyelesaikan konflik Palestina.
Amerika Serikat ketika berada di bawah Trump mendekati Riyadh ketika berusaha mengisolasi musuh bersama Iran dan menahan kritik keras atas dugaan pelanggaran hak di kerajaan. Termasuk atas pembunuhan jurnalis Arab Saudi dan kritikus kerajaan Jamal Khashoggi pada 2018 yang mengerikan.
Terbalik dari pendekatan Trump, Presiden Joe Biden mengatakan pada Jumat bahwa Washington akan "meminta pertanggungjawaban (Arab Saudi) atas pelanggaran hak asasi manusia”. Sementara dalam laporan intelijen AS, menunjukkan Pangeran Mohammed bin Salman menyetujui pembunuhan Khashoggi oleh agen Arab Saudi di Istanbul.
Pompeo lebih lanjut mengklaim Abraham Accord dimungkinkan oleh pembunuhan AS terhadap jenderal Garda Revolusi Iran Qasem Soleimani yang dalam serangan udara. Dengan alasan itu membangun kepercayaan antara Washington dan sekutu Arabnya.
"Ketika para pemimpin di dunia Arab melihat bahwa Amerika Serikat siap untuk melakukan ini, untuk melawan Iran, untuk melawan kepemimpinan IRGC (Korps Garda Revolusi Islam) dalam diri Qasem Soleimani, mereka tahu bahwa mereka memiliki seorang teman," ucap Pompeo.
"Mereka tahu bahwa mereka dapat membangun serangkaian kesepakatan dengan Negara Israel: ini bukan masalah yang terputus, mereka sangat terkait, satu tidak dapat terjadi tanpa yang lain,” sebutnya.
Tak sepenuhnya pembunuhan terhadap Soleimani didukung. Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pembunuhan ekstrayudisial, Agnes Callamard mengatakan, pembunuhan Soleimani ‘melanggar hukum’.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News