“Kami memahami masalah keamanan mereka, dan kami ingin Swedia menanggapi masalah kami,” kata Erdogan setelah bertemu dengan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson di Istana Kepresidenan di Ankara, seperti dikutip Al Jazeera, Rabu, 9 November 2022.
Pemimpin Turki, yang menuduh Negara Skandinavia dan tetangganya Finlandia menyembunyikan kelompok pemberontak Kurdi yang dilarang di Turki, menambahkan bahwa dia sangat berharap agar Swedia bergabung dengan aliansi militer pimpinan AS.
Swedia dan Finlandia meninggalkan kebijakan tidak berpihak militer mereka yang lama dan mengajukan keanggotaan NATO tahun ini setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, khawatir bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin menargetkan mereka berikutnya untuk invasi.
Tetapi Turki, yang bergabung dengan NATO sejak 1952 belum mendukung aksesi mereka, yang membutuhkan persetujuan bulat dari anggota aliansi yang ada.
Erdogan telah menuntut agar Oslo dan Helsinki mengekstradisi anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah berperang melawan negara Turki selama beberapa dekade dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan sekutu Baratnya.
Turki menuduh Swedia, khususnya bersikap lunak terhadap PKK dan cabang Suriahnya, Unit Perlindungan Rakyat (YPG). Pada bulan Juni, dikatakan telah memberi Oslo dan Helsinki daftar orang yang ingin diekstradisi.
PKK dimasukkan dalam daftar hitam oleh Ankara dan sebagian besar sekutu Baratnya. Namun YPG telah menjadi pemain kunci dalam aliansi militer pimpinan AS yang memerangi kelompok ISIS di Suriah. Kristersson menggambarkan pertemuan Selasa dengan Erdogan sebagai sangat produktif.
“Swedia akan memenuhi semua kewajiban yang dibuat untuk Turki dalam melawan ancaman teroris,” pungkas Erdogan. (Mustafidhotul Ummah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News