Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto: AFP
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto: AFP

Biden Jilat Ludah Sendiri Terkait Arab Saudi

Wahyu Dwi Anggoro • 13 Juni 2022 15:19
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dijadwalkan untuk melakukan kunjungan ke Arab Saudi. Rencana kunjungan tersebut muncul di tengah merenggangnya hubungan antara kedua negara. 
 
Biden memang tidak memiliki hubungan baik dengan Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman (MBS). Selama ini Biden kerap mengkritik MBS secara terbuka.
 
Pada kampanye pilpres laku, Biden bahkan menyebut Arab Saudi sebagai negara pariah. Dia mengecam keras pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi dan peran Arab Saudi dalam krisis di Yaman.

"Kami akan membuat mereka menerima balasannya. kami akan membuat mereka menjadi negara pariah sebagaimana mestinya," ucap Biden saat kampanye pilpres pada tahun 2020.
 
Situasinya berubah 180 derajat saat ini. AS kini sedang menghadapi masalah inflasi yang parah. Harga bahan bakar terus naik di seantero Negeri Paman Sam.
 
Perang di Ukraina turut memperparah inflasi di AS. Sanksi dan boikot yang dikenakan oleh Barat terhadap Rusia membuat harga minyak dunia semakin tak terkendali. Popularitas Biden pun semakin anjlok seiring memburuknya kondisi perekonomian warga AS.
 
Beberapa bulan ke belakang, AS kerap melobi Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak agar harga bisa turun. Namun, bujukan AS disambut dingin oleh Negeri Petrodolar tersebut. MBS masih belum melupakan kecaman-kecaman yang dilontarkan Biden kepadanya.
 
Rencana kunjungan Biden ke Arab Saudi juga menimbulkan perdebatan di AS. Kubu progresif merasa Biden mengalah terhadap rezim otoriter yang kerap melanggar HAM. Kelompok konservatif menganggap blunder Biden yang membuat hubungan antara AS dan Arab Saudi merenggang.
 
"Para aktivis Arab Saudi yang terancam MBS merasa dikhianati Biden. Dia akan berjabat tangan dengan sosok di balik pembunuhan Khashoggi," ucap aktivis Abdullah Alaoudh yang kini berdiam di AS.
 
Pertanyaannya adalah apakah kunjungan Biden bulan depan cukup untuk memperbaiki hubungan kedua negara? Partai Demokrat diperkirakan mengalami kekalahan di pemilu sela pada November tahun ini. Ada juga kemungkinan Biden pada pilpres mendatang digantikan sosok yang lebih ramah kepada Arab Saudi seperti Donald Trump. MBS memiliki insentif untuk tidak membantu Biden.
 
Mau tidak mau, Biden kini harus menelan ludah dan mencoba merangkul pemimpin negara yang tidak disukainya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan