Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam Belt and Road Forum di Beijing, 18 Oktober 2023. (Andrei Gordeyev / POOL / AFP)
Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam Belt and Road Forum di Beijing, 18 Oktober 2023. (Andrei Gordeyev / POOL / AFP)

'Belt and Road' Tiongkok Masuki Satu Dekade, Apa yang Sudah Dicapai?

Harianty • 21 Oktober 2023 14:40
Jakarta: Tahun ini menandai 10 tahun inisiasi yang digagas oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping "Sabuk dan Jalan" (atau yang dikenal dengan "Belt and Road Initiative" atau "BRI"). Rakyat Tiongkok telah menyaksikan bahwa Inisiatif ini tumbuh dari benih mimpi menjadi pohon yang mendorong kerja sama global. Pencapaian apa yang telah diraih inisiasi ini?
 
Pada tahun 2013, Xi Jinping mengusulkan pembangunan bersama "Sabuk Ekonomi Jalur Sutra" dan "Jalur Sutra Maritim Abad 21", dan inisiatif ini dikenal dengan "Sabuk dan Jalan," yang pada intinya meneruskan pencapaian Jalur Sutra kuno.  Sejak itu, inisiatif ini telah menjadi salah satu proyek utama dalam kebijakan luar negeri dan pembangunan Tiongkok.
 
Inisiatif Belt and Road terdiri dari dua komponen utama:

1. Sabuk: Mewakili jalur darat yang menghubungkan Tiongkok dengan Eropa melalui Asia Tengah dan Timur Tengah. Ini mencakup pembangunan jalan, rel, dan infrastruktur darat lainnya yang meningkatkan konektivitas antara berbagai negara.
 
2. Jalan: Mewakili jalur laut yang menghubungkan pelabuhan Tiongkok dengan Eropa melalui Laut China Selatan, Laut Cina Timur, dan Laut Merah. Ini juga mencakup pembangunan pelabuhan dan fasilitas terkait di sepanjang rute laut ini.
 
Proyek ini bertujuan untuk mempromosikan perdagangan internasional, investasi, pertukaran budaya, dan kerja sama antarnegara. Inisiasi ini juga melibatkan banyak negara di Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin. Kerja sama mencakup berbagai jenis proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan, rel, pelabuhan, pembangkit listrik, dan lainnya.
 
Pada Januari 2017, Xi Jinping menekankan di Markas Besar PBB di Jenewa: “Saya mengusulkan inisiatif ‘Satu Sabuk Satu Jalan’ untuk mencapai pembangunan yang saling menguntungkan dan bersama.”
 
Selama 10 tahun terakhir, Inisiatif ini berpegang pada konsep keterbukaan, kehijauan, dan integritas, serta berkomitmen pada proyek kerja sama berstandar tinggi, yang bermanfaat bagi masyarakat dan berkelanjutan, juga membantu negara-negara di seluruh dunia. 
 
10 tahun terakhir, perusahaan-perusahaan Tiongkok telah bersama-sama membangun negaranya. Terdapat lebih dari 70 kawasan industri di luar negeri yang dibangun bersama oleh pemerintah dan perusahaan.

Proyek Infrastruktur

Baru-baru ini, Dewan Negara Tiongkok merilis buku putih yang  berjudul "Membangun Bersama Inisiatif Sabuk dan Jalan: Praktik Utama dalam Membangun Komunitas dengan Masa Depan Bersama bagi Umat Manusia." Buku putih tersebut menunjukkan bahwa selama 10 tahun terakhir, pembangunan bersama inisiasi ini telah mencapai hasil yang luar biasa.
 
Pada akhir Juni 2023, Tiongkok telah menandatangani lebih dari 200 perjanjian dengan lebih dari 150 negara dan lebih dari 30 organisasi internasional. di lima benua. Dalam rangka kerja sama "Sabuk dan Jalan," kereta barang Tiongkok-Eropa telah mengoperasikan total 74.000 kereta, mengangkut hampir 7 juta TEU, dengan lebih dari 50.000 jenis barang; Tiongkok telah menandatangani dokumen kerja sama di bidang kebudayaan dan pariwisata dengan 144 negara.
 
Indonesia adalah salah satu negara yang terlibat dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan. Kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok dalam kerangka ini mencakup proyek-proyek infrastruktur seperti pelabuhan, jalan tol, dan investasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan kerja sama ekonomi antara kedua negara.
 
Dalam kerja samanya dengan Indonesia, sebagai bagian dari "Sabuk dan Jalan," proyek “Dua Negara, Taman Kembar” Tiongkok-Indonesia merupakan hasil kerja sama yang diusung oleh para pemimpin Tiongkok dan Indonesia, dan merupakan model baru pengembangan ekonomi dan perdagangan inovatif antara kedua negara. Proyek tersebut juga berfungsi sebagai pendekatan inovatif untuk memperdalam hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral.
 
Tiongkok menetapkan Zona Investasi Yuanhong (Yuanhong Investment Zone) yang berbasis di Fuzhou sebagai kawasan kerja sama di bawah skema ini. Dan Indonesia memilih Kawasan Industri Bintan (Bintan Industrial Estate), Kawasan Industri Aviarna (Aviarna Industrial Estate), dan Kawasan Industri Batang (Batang Industrial Estate) secara kolektif sebagai kawasan kerja sama wilayah Indonesia.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Di bidang transportasi, Sebagai proyek penting dari kerja sama Tiongkok dan Indonesia, Kereta Cepat Jakarta-Bandung menghubungkan ibu kota Indonesia, Jakarta, dan kota wisata terkenal Bandung telah beroperasi di bulan ini. Ini adalah pertama kalinya kereta api berkecepatan tinggi Tiongkok diterapkan di luar negeri. 
 
Minggu ini, Tiongkok akan menjadi tuan rumah forum yang menampilkan program "Sabuk dan Jalan". Konferensi yang akan diselenggarakan pada 17-18 Oktober di Beijing ini menandai peringatan 10 tahun Inisiatif Sabuk dan Jalan, diperkirakan akan dihadiri oleh perwakilan dari banyak negara berkembang, terutama dari Amerika Latin dan Afrika. Presiden RI Joko Widodo dikabarkan akan hadir dalam forum tersebut.
 
Meskipun Inisiatif Sabuk dan Jalan memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomi bagi banyak negara, proyek ini juga telah menuai kritik. Beberapa pihak mengkhawatirkan utang yang meningkat bagi negara-negara penerima bantuan dari Tiongkok, dan ada kekhawatiran tentang dampak lingkungan, transparansi, serta keamanan proyek-proyek ini.
 
Sebuah studi yang dirilis oleh Pusat Kebijakan Pembangunan Global Universitas Boston mengatakan inisiasi ini telah menyalurkan lebih dari $330 miliar pinjaman kepada pemerintah negara-negara berkembang hingga tahun 2021, jumlah pinjaman yang lebih besar dibandingkan Bank Dunia dalam beberapa tahun.Studi yang sama mencatat bahwa banyak penerima pinjaman Tiongkok kini kesulitan melunasi utang mereka secara keseluruhan. 
 
Beberapa kritikus melihat inisiasi ini sebagai upaya menciptakan kembali Jalur Sutra kuno untuk meningkatkan infrastruktur perdagangan global sebagai alat bagi Tiongkok untuk menyebarkan pengaruh geopolitik dan ekonominya.
 
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan negaranya telah menandatangani dokumen kerja sama Sabuk dan Jalan dengan lebih dari 150 negara dan lebih dari 30 organisasi internasional. Perkembangan dan implikasi ini masih terus berlanjut, dan situasinya bisa berubah dari waktu ke waktu. Banyak negara dan organisasi internasional terus memonitor dan mempertimbangkan dampak proyek ini di berbagai wilayah.
 
Baca juga:  Jokowi Resmikan Operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan