Kapal penjaga pantai Tiongkok bersitegang dengan kapal Filipina di Laut China Selatan. (AFP)
Kapal penjaga pantai Tiongkok bersitegang dengan kapal Filipina di Laut China Selatan. (AFP)

Tiongkok dan Filipina Ribut Lagi di Laut China Selatan

Harianty • 14 September 2024 20:50

Beijing: Sengketa antara Tiongkok dan Filipina di Laut China Selatan adalah salah satu konflik wilayah yang kompleks dan melibatkan banyak pihak. Ketegasan Tiongkok di Laut China Selatan akhir-akhir ini terus meningkat, yang mengakibatkan meningkatnya ketegangan dengan negara-negara di Asia Tenggara, khususnya Filipina.

Laut China Selatan adalah wilayah strategis dan kaya sumber daya alam, termasuk minyak, gas, dan ikan. Wilayah ini juga merupakan jalur pelayaran internasional yang penting.

Tiongkok mengeklaim hampir seluruh Laut China Selatan berdasarkan "Sembilan Garis Putus," yang merupakan batas klaim yang ditarik Tiongkok pada peta historis. Klaim ini mencakup area yang juga diklaim oleh beberapa negara lain, termasuk Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Filipina mengeklaim bagian dari Laut China Selatan yang disebut Laut Filipina Barat. Filipina memiliki beberapa pulau dan terumbu karang di kawasan ini, seperti Kepulauan Spratly, yang juga diklaim oleh Tiongkok.

Pada tahun 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) di Den Haag mengeluarkan putusan yang mendukung klaim Filipina bahwa klaim Tiongkok tidak memiliki dasar hukum yang kuat berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Pengadilan menyatakan bahwa Tiongkok tidak memiliki hak historis atas sebagian besar Laut China Selatan.

Ketegangan antara Tiongkok dan Filipina sering kali meningkat, terutama terkait aktivitas pembangunan Tiongkok di pulau-pulau buatan dan bentrokan antara kapal-kapal penjaga pantai. Tiongkok cenderung menolak putusan pengadilan dan terus mengklaim dan membangun infrastruktur di wilayah yang disengketakan.

Ketegangan Tiongkok-Filipina

Konfrontasi baru-baru ini antara Tiongkok dan Filipina di Laut China Selatan telah menarik perhatian global. Tiongkok mengatakan Filipina mencoba mengandalkan dukungan negara-negara besar di luar kawasan untuk terus menantang klaim negaranya atas Laut China Selatan.

Penjaga Pantai Tiongkok merilis informasi pada sore hari tanggal 17 Juni lalu, yang menyatakan bahwa Filipina mencoba mengangkut pasokan secara ilegal ke "Second Thomas Shoal.” Tiongkok mengatakan bahwa hari itu Filipina berulang kali mengabaikan peringatan Penjaga Pantai dan melakukan operasi berbahaya seperti menabrak. Penjaga Pantai Tiongkok kemudian mengambil tindakan paksa dan menaiki kapal Filipina untuk mencari, dan kemudian mengusir mereka secara paksa.

Namun Penjaga Pantai Filipina menuding Tiongkok menghalangi upaya untuk mengevakuasi anggota bersenjata yang sakit di Laut China Selatan. Mereka mengatakan, penjaga pantai dan perahu karet angkatan laut diganggu oleh kapal-kapal Tiongkok, meski telah memberi tahu mereka bahwa operasi tersebut bersifat medis.

Tidak hanya itu, Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan pihaknya“mengecam tindakan ilegal dan agresif”pihak berwenang Tiongkok yang mengakibatkan cederanya personel dan kerusakan kapal selama misi pasokan rutin Manila di Laut China Selatan pada 17 Juni lalu.

Pada 19 Agustus, kapal Tiongkok dan Filipina melakukan konfrontasi di perairan yang berdekatan dengan Terumbu Karang Xianbin di Kepulauan Nansha Tiongkok.

Pascakejadian tersebut, kedua negara saling menyalahkan. Penjaga Pantai Tiongkok menuduh Filipina sengaja menabrakkan kapalnya. Tiongkok menyatakan bahwa kapal penjaga pantai Filipina secara ilegal menyusup ke perairan yang disengketakan tanpa izin dari pemerintah Tiongkok.

Sementara itu, Filipina menolak pernyataan Beijing dan menuduhnya “memaksakan versinya sendiri.” Filipina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua kapal penjaga pantainya “menghadapi perilaku ilegal dan agresif yang dilakukan oleh kapal-kapal Tiongkok” di dekat "Sabina Shoal" atau Beting Sabina di Kepulauan Spratly ketika dalam perjalanan untuk membawa personel Filipina yang ditempatkan di dua pulau yang diduduki.

Second Thomas Shoal

Baru-baru ini, Tiongkok dan Filipina saling tuduh sebagai penyebab tabrakan antara kedua kapal mereka di Laut China Selatan. Juru bicara penjaga pantai Tiongkok mengatakan bahwa sebuah kapal Filipina bermanuver dan sengaja menabrak kapal penjaga pantai Tiongkok dengan cara yang tidak profesional dan berbahaya.

Pejabat Filipina di Manila mengatakan bahwa kapal penjaga pantai mereka ditabrak tiga kali oleh penjaga pantai Tiongkok tanpa alasan apa pun, yang menyebabkan kerusakan pada kapal Filipina.

Kepulauan ini juga sudah lama menjadi wilayah sengketa antara Tiongkok dan Vietnam. Beijing mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, termasuk dua perairan dangkal, dan menolak keputusan Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag pada tahun 2016, dengan mengatakan bahwa klaim luas tersebut tidak memiliki dasar dalam hukum internasional.

Tiongkok berulang kali menegaskan "Second Thomas Shoal" selalu menjadi bagian dari negaranya. Second Thomas Shoal, yang dikenal sebagai Ayungin oleh Filipina dan Ren'ai Jiao oleh Tiongkok, telah menjadi lokasi bentrokan berulang antara pasukan kedua negara.

Pada tahun 1999, sebuah kapal perang Filipina secara ilegal "berlokasi di pantai" Ren'ai Jiao , yang secara serius melanggar kedaulatan Tiongkok dan segera mengajukan tuntutan kepada Filipina, dan Filipina berulang kali berjanji untuk menarik kapal tersebut, klaim Tiongkok.

Kedua negara telah terlibat dalam berbagai upaya diplomatik untuk menyelesaikan sengketa ini, termasuk perundingan bilateral dan pertemuan multilateral. Namun, penyelesaian yang memuaskan semua pihak belum tercapai.

Sengketa ini melibatkan banyak aspek, termasuk hukum internasional, geopolitik, dan keamanan regional, dan sering menjadi topik perdebatan di tingkat internasional.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan