Aceh menjadi contoh bagaimana kekuatan gelombang tsunami yang menghantam. Di antara korban, banyak dari mereka adalah wisatawan asing yang tengah menikmati perayaan Natal di Thailand, Sri Lanka ataupun warga di Somalia.
Tidak ada peringatan bahaya ketika tsunami menyerang dan pada saat itu, tidak cukup banyak waktu untuk korban menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Sebagian besar dari mereka hanya tertegun melihat pantai yang tiba-tiba saja mengering sebelum akhirnya air laut kembali datang dengan disertai ombak raksasa.
10 tahun tsunami, banyak ahli yang memperingatkan bahwa memori dari peristiwa mengerikan itu perlahan mulai terlupakan. Bersamaan dengan itu, terlupakan pula gairah untuk mempersiapkan diri ketika bencana mengancam.
"Ketika Anda lupa, Anda pun tidak akan siap," ujar Kepala Penanggulangan Bahaya Bencana PBB, Margareta Wahlstroem, seperti dikutip AFP, Selasa (23/12/2014).
"Amnesia bencana mengancam pertahanan yang melemah. Anda santai, itu berarti bahaya. Salah satu tantangan utama dalam mengurangi ancaman bencana adalah tetap menjaga pengertian betapa berbahayanya ancaman ini," imbuhnya.
Ketika tsunami menghantam Aceh, butuh waktu 20 menit untuk gelombang pertama menyerang usai gempa dahsyat. Tembok air laut yang menyerang dengan seketika menghantam kehidupan di pesisir dan pada akhirnya sekira 170 ribu warga Indonesia dilaporkan tewas.
Tetapi setelah tsunami melanda Aceh, dua jam berikutnya gelombang juga menyerang Thailand, India dan Sri Lanka. Namun semua negara itu seperti terlambat mengantisipasi ancaman yang terjadi.
"Saat itu semuanya buta, tidak ada satu pun sensor beroperasi di Samudera Hindia," tutur Direktur Pusat Peringatan Tsunami Pasifik, Charles McCreery.
"Setelah 100 tahun tenang, ada sekira enam gempa berkekuatan 7,9 SR atau di atasnya melanda Samudera Hindia sejak 2004. Semua itu berada dalam periode meningkat," tambahnya.
Guna menghindari jatuhnya korban jiwa, Sistem Peringatan Bahaya Tsunami Samudera Hindia pun mulai dioperasikan sejak 2011. Sistem ini mencakup operasi dan dimonitor di lokasi seperti di Indonesia, Australia dan India.
Jaringan pengukur pasang surut, pelampung laut dalam dan pengawas gerakan seismik digunakan untuk memperingatkan negara lain, terkait ancaman tsunami. 24 negara lainnya di Samudera Hindia juga membangun sistem peringatan nasional mereka.
Thailand, mengoperasikan pusat pengawas selama 24 jam yang terhubung dengan 129 menara peringatan di enam provinsi yang terkena imbas tsunami. Ini wajar Thailand lakukan, karena 5.395 orang tewas dalam hantaman tsunami tersebut.
Namun di Pulau Patong, Phuket, banyak dari menara peringatan yang mulai mengalami gangguan. Terpaksa tampak cat dari menara itu terkelupas dan seperti tidak terawat.
Sementara di Khao Lak,-wilayah yang rata akibat tsunami- tanda evakuasi tsunami tampak sudah mulai memudar. Hal ini diperparah dengan meningkatnya populasi di wilayah pinggir pantai.
Menurut Professor Kerry Sieh dari Nanyang Technological University di Singapura, peringatan dini tsunami menjadi langkah utama tetapi tidak sepenuhnya krusial.
"Peringatan dini itu harus disertai dengan pendidikan dan infrastruktur yang mendukung," jelasnya.
Jepang menjadi contoh negara yang memiliki sistem tsunami terbaik. Hal ini sudah dibuktikan dengan bencana gempa yang disertai tsunami pada 2011, di mana lebih dari 18 ribu jiwa tewas.
Menurut Sieh, persiapan Jepang sangat besar dan terbayar ketika tidak terjadi banyak korban jiwa.
Sistem pengawasan di Samudera Hindia yang baru dianggap berhasil dua tahun lalu, ketika beberapa negara terancam potensi tsunami sekira 12 menit sudah gempa besar yang melanda wilayah Sumatera. Tidak ada tsunami yang melanda, tetapi sms peringatan dan sirene serta latihan evakusi di Aceh dan Thailand berhasil dilakukan.
Meski berbagai alat canggih digunakan dan dipasang, mengingat kembali bencana Tsunami 2004 sangatlah penting. Ini harus tetap diingat demi alasan keamanan dan kewaspadaan agar tidak lagi banyak korban jiwa terjadi akibat tsunami, yang sebenarnya bisa dihadapi dengan persiapan yang matang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id