Vietnam kembali dihadapkan pada lonjakan kasus covid-19. Foto: AFP
Vietnam kembali dihadapkan pada lonjakan kasus covid-19. Foto: AFP

Benteng Vietnam Dijebol Varian Delta

Wahyu Dwi Anggoro • 09 Agustus 2021 06:53
Hanoi: Varian Delta dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Wilayah Asia Tenggara pun tidak luput dari amukannya.
 
Negara-negara di kawasan yang sebelumnya berhasil menahan laju covid-19 saat ini harus berjibaku mengatasi dampak Delta. Perubahan 180 derajat tersebut terlihat secara gamblang di Vietnam.
 
Sebelum kemunculan varian yang lebih berbahaya dan mudah menyebar seperti Delta, Vietnam adalah anak emas penanganan pandemi covid-19 berkat strategi pemantauan dan karantina yang ketat. Selama satu setengah tahun terakhir, warga Vietnam dapat menjalani kehidupan yang relatif normal. Pada tahun 2020, ekonomi Vietnam bahkan masih bisa tumbuh sebesar 2,9 persen.

Nasib Vietnam mulai berubah sejak April lalu. Jumlah kasus dan kematian akibat virus korona perlahan tapi pasti terus meningkat.
 
Pada minggu, Kementerian Kesehatan Vietnam melaporkan 9.690 kasus baru dan 147 kematian baru. Sampai dengan akhir pekan lalu, Vietnam telah mengonfirmasi 210.405 kasus dan 3.397 kematian. Dalam jangka waktu sebulan, total kematian akibat covid-19 di Vietnam naik drastis dari hanya sekitar 100 orang menjadi lebih dari 3.000 orang.
 
Pemerintah Vietnam bukannya tidak melakukan apa-apa. Seperti yang sebelumnya, mereka dengan cepat melakukan penguncian di pusat-pusat wabah dan memperketat pemantauan. Sejak 9 Juli, mereka melakukan penguncian ketat di Kota Ho Chi Minh. Beberapa pekan setelahnya, kebijakan serupa juga diterapkan di Kota Hanoi.
 
Meskipun demikian, gelombang Delta tetap sulit dikendalikan oleh Vietnam. Seperti yang dijelaskan banyak ahli, varian ini memang jauh lebih menular. Namun, sebagian pihak juga menyoroti tingkat vaksinasi yang rendah di Vietnam.
 
Berdasarkan situs Our World In Data, baru sekitar 1 persen dari 96 juta penduduk Vietnam yang telah divaksinasi penuh. Sebagai perbandingan, Indonesia yang memiliki jumlah penduduk 3 kali lipat lebih banyak dari Vietnam telah mencapai sekitar 8 persen.
 
"Vaksinasi sekarang menjadi prioritas yang mendesak di seluruh daerah," kata Menteri Kesehatan Vietnam Nguyen Tanh Long awal bulan ini.
 
Jika melihat kondisi pandemi di negara dengan tingkat vaksinasi tinggi seperti Inggris, vaksinasi bisa dibilang memiliki efek signifikan dalam menekan tingkat keterisian rumah sakit dan kematian. Walaupun Inggris baru-baru ini mengalami peningkatan kasus, tingkat kematian di Negeri Ratu Elizabeth itu tetap melandai.
 
Beragam faktor menyebabkan tingkat vaksinasi yang amat rendah di Vietnam. Pemerintah Vietnam memang lamban mengamankan pasokan vaksin untuk warganya. Mereka pun baru meluncurkan program vaksinasi pada Maret 2021.
 
Ketersediaan dana juga menjadi salah satu tantangan. Awal tahun ini, Pemerintah Vietnam meminta sumbangan dari pihak swasta dan masyarakat untuk membiayai pengadaan vaksin. Vietnam juga terkesan enggan memakai vaksin dari Tiongkok. Mereka lebih memprioritaskan vaksin asal Barat dan Rusia.
 
Masalahnya, vaksin asal Barat sangat sulit didapat oleh negara berkembang seperti Vietnam. Apalagi negara Barat kini berencana memberikan dosis ketiga untuk warganya. Rencana pemberian dosis tambahan tersebut kemungkinan besar akan tetap berjalan meski ditentang keras Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
 
Maka dari itu, patut dilihat upaya Pemerintah Vietnam dalam melawan penyebaran varian Delta sekaligus mempercepat vaksinasi did negaranya. Vietnam mau tak mau harus berkejaran dengan waktu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan