Terakhir kali Tiongkok menjadi presiden bergilir DK PBB adalah Agustus 2022. Sebagai presiden bergilir DK PBB, pada saat kritis situasi dunia saat ini, Tiongkok memikul tanggung jawab penting. Konflik Palestina yang menjadi perhatian dunia, telah menjadi prioritas utama Tiongkok.
Sejak kelompok Hamas melancarkan serangan lintas batas pada 7 Oktober, Israel telah melakukan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza. Data terbaru menunjukkan korban tewas dari kedua belah pihak lebih dari 12.500 orang. Di antaranya, 11180 orang tewas di Jalur Gaza, termasuk lebih dari 4600 anak-anak. 183 warga Palestina tewas di Tepi Barat. Sekitar 1200 warga Israel tewas.
1 November, Zhang Jun, wakil tetap Tiongkok di PBB, mengatakan bahwa situasi Pakistan adalah pekerjaan terpenting dalam agenda Dewan Keamanan bulan ini. Prioritasnya adalah mendorong gencatan senjata untuk mencegah lebih banyak korban sipil, bencana kemanusiaan yang lebih besar dan konflik meluas. Sebagai Presiden bergilir, Tiongkok akan mengikuti suara komunitas internasional dan mendorong tindakan kolektif yang tepat waktu.
Pada 6 November, Deputi Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB, Geng Shuang di depan sidang Komite Keempat Majelis Umum PBB mengimbau Palestina dan Israel yang terlibat dalam konflik untuk segera menghentikan aksi permusuhannya. Ia mengatakan bahwa Tiongkok mengutuk semua kekerasan dan serangan terhadap warga sipil dan menentang semua pelanggaran hukum internasional.
"Kehidupan manusia berharga. Apakah itu warga sipil Palestina atau warga sipil Israel, mereka tidak boleh menjadi korban konflik bersenjata. Keselamatan staf PBB, umat manusia dan pekerja medis harus dijamin. Fasilitas sipil seperti rumah sakit, sekolah, dan kamp pengungsi tidak boleh menjadi tujuan aksi militer," kata Geng Shuang.
Geng Shuang menyatakan, Israel seharusnya segera menghentikan aksi yang melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2334, menghentikan semua kegiatan permukiman, berhenti mengusir warga Palestina, menghentikan kekerasannya yang semakin brutal, dan segera kembali ke jalur yang tepat, yakni “Solusi Dua Negara”.
Dalam konpers reguler Kemenlu Tiongkok tanggal 7 November lalu, Jubir Kemenlu Tiongkok Wang Wenbin mengatakan, prioritas utama DK PBB bulan ini adalah untuk mendorong gencatan senjata dan mengakhiri perang antara Palestina-Israel, meredakan krisis kemanusiaan, serta mencegah konflik meluas.
10 November lalu, Zhang Jun pada pertemuan darurat DK PBB yang membahas situasi gaza menegaskan, dalam menghadapi semua ini, dunia harus berteriak keras, "harus dihentikan! "
Ia mengatakan, dalam menghadapi semua ini, DK PBB harus mengecualikan campur tangan masing-masing negara, dan segera mengambil tindakan yang bertanggung jawab. "Tiongkok bersedia untuk terus berjuang dengan komunitas internasional", kata Zhang Jun.
Perwakilan Tiongkok dengan jelas menyatakan pernyataan mereka bahwa akan memberikan prioritas pada konflik Israel Palestina dan bekerja keras untuk mencapai upaya damai berkelanjutan. Tiongkok memainkan peran khusus dalam menyelesaikan konflik Pakistan-Israel, secara aktif berpartisipasi dalam negosiasi dan kerja sama internasional.
Upaya Tiongkok tidak hanya akan membantu meningkatkan perhatian dari komunitas internasional terhadap situasi Pakistan, tetapi juga lebih meningkatkan citra dan pengaruh internasional Tiongkok di Timur Tengah. Diharapkan bahwa upaya Tiongkok mendorong gencatan senjata dapat memberikan kontribusi untuk perdamaian dan kemakmuran Timur Tengah.
Tiongkok "berdiri" di mana dalam konflik Pakistan?
Menteri Luar Negri Tiongkok Wangyi pernah menegaskan, pada masalah konflik Pakistan, Tiongkok selalu berdiri di sisi perdamaian, berdiri di sisi hukum internasional, dan berdiri di sisi mayoritas negara-negara Arab dan Islam."Terhadap konflik Pakistan, posisi China adalah tiga: 'berdiri di pihak perdamaian', "berdiri di hukum internasional', "berdiri di mayoritas negara -negara Arab dan Islam dalam keadilan'", ujar Wang.
Wang mengatakan, dalam perang dan perdamaian, semua pihak harus meninggalkan semua pertimbangan geopolitik, mematuhi hati nurani manusia, membentuk konsensus internasional, gencatan senjata sesegera mungkin, dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar.
?
Kata-kata Ini tidak hanya merujuk pada pihak Israel - Palestina, tetapi termasuk negara-negara dan organisasi internasional, (terutama) mengacu pada Amerika Serikat (AS).
Bagi Tiongkok,strategi dasar untuk menyelesaikan konflik ini adalah menerapkan solusi "dua negara" dan mencapai koeksistensi damai Palestina dan Israel. Tiongkok mendukung pemulihan hak Palestina, menerapkan resolusi yang telah disepakati oleh DK PBB.
Pada dasarnya, Tiongkok bersikap netral terhadap konflik Israel-Palestina, berharap bahwa kedua negara dapat duduk bersama dan menghadapi masalah antara kedua negara, menganalisisnya dengan cermat, berbicara tentang kerja sama dan solusi, daripada menggunakan konflik bersenjata.
?
Bagi negara yang pernah mengalami masa pahit perang, Tiongkok tidak ingin melihat negara lain mengulangi kesalahan yang sama. Penderitaan yang ditinggalkan setelah perang sangat serius. Saat ini, di mana pun perang terjadi, akan berdampak pada pengembangan ekonomi dunia.
Baca juga: DK PBB Akhirnya Serukan Jeda Kemanusiaan dalam Perang di Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News